Kamis, 28 Desember 2017

Sistem Manajerial dan Organisasi Dalam Perusahaan

Sistem Manajerial dan Organisasi Dalam Perusahaan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Manajemen perusahaan itu adalah proses memimpin, pengadministrasian dan mengarahkan perusahaan. Dalam proses ini manajemen menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan. Jika dilihat dasar manajemen perusahaan tidak jauh berbeda dengan manajemen yang lainnya. Perbedaannya hanya terletak pada fungsi dan tugas dari manajemen. Berikut ini penjelasan singkat mengenai fungsi dan tujuan manajemen perusahaan.
Organisasi adalah suatu penyusunan suatu anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang di rencanakan dengan sumber daya yang dimiliki. Organisasi juga memiliki dua aspek yang sangat penting yaitu aspek Departemensasi dan aspek Pembagian Kerja. Aspek Departemensasi adalah pengelompokan kegiatan kerja dari suatu organisasi agar kegiatan yang di laksanakan saling berhubungan dan dapat dikerjakan secara bersamaan. Sedangkan Aspek Pembagian Kerja adalah sebagai perincian tugas dari pekerja agar setiap individu bertanggung jawab atas sekumpulan kegiatan yang terbatas.
Lalu pengertian organisasi lainnya menurut Mills dan Mills dalam Teori Organisasi dan Administrasi (Kusdi, 2009:4) mengatakan “organisasi adalah kolektivitas khusus manusia yang aktivitasnya terkontrol dan terkoordinasi dalam dan untuk mencapai suatu tujuan.” Selain itu menurut Chester I. Bernard, “organisasi adalah adanya suatu sistem aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.”

1.2      Rumusan Masalah
           Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
1.      Sistem Manajerial dalam perusahaan?
2.      Organisasi dalam perusahaan?

1.3       Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Mengetahui system manajerial dalam perusahaan.
2. Mengetahui organisasi dalam perusahaan.





BAB II
SISTEM MANAJERIAL DAN ORGANISASI DALAM PERUSAHAAN

2.1              Sistem Manajemen
Sistem Manajemen atau Management System adalah suatu kerangka Proses dan Prosedur  yang digunakan untuk memastikan apakah suatu perusahaan atau organisasi dapat memenuhi standard dan menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan dari suatu perusahaan atau organisasi dapat berupa memenuhi persyaratan kualitas pelanggan, mematuhi peraturan baik peraturan pemerintah,  undang-undang Negara ataupun peraturan dari pelanggan dan mencapai tujuan/tanggung jawab terhadap aspek lingkungan hidup.
Secara garis besar, terdapat 4 elemen utama dalam Sistem Manajemen yaitu PLAN (Merencanakan), DO (Melakukan), CHECK (Memeriksa) dan ACT (Menindak lanjuti)  atau sering disingkat dengan PDCA.
Sistem Manajemen yang diterapkan oleh suatu organisasi atau perusahaan secara efektif dapat membantu untuk:
  1. Mengurangi  risiko dalam lingkungan, social dan keuangan.
  2. Meningkatkan kinerja operasional
  3. Menurunkan biaya.
  4. Meningkatkan kepuasan pelanggan/konsumen dan investor.
  5. Melindungi Merek dan reputasi perusahaan/organisasi
  6. Menghindari rintangan atau hambatan dalam berdagang.
  7. Adanya perkembangan yang berkesinambungan (continuously Improvement)
  8. Mendorong Inovasi



2.1.1        Tiga Sistem Manajemen yang wajib diterapkan oleh Perusahaan Manufakturing
3 Sistem Manajemen yang wajib ada di Perusahaan yang bergerak dibidang Produksi Perakitan Elektronik antara lain :
1.      ISO 9001ISO adalah singkatan dari International Standard Organization, yaitu suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk standar-standar dalam Sistem Manajemen dan juga melakukan sertifikasi terhadap Standar-standar tersebut.ISO 9001 merupakan Sistem Manajemen dalam perihal Mutu atau Kualitas (Quality Management System / QMS). Suatu Organisasi atau perusahaan yang sudah lulus sertifikasi ISO9001 dinyatakan telah memenuhi persyaratan Internasional dalam hal Manajemen Penjaminan Kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkannya.
ISO9001 bukan standar kualitas dari suatu produk, tetapi merupakan standar dari Sistem Manajemen Kualitas. ISO9001 terdiri dari prosedur-prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek  aktual yang dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur tersebut.2.      ISO 14001
ISO 14001 merupakan Sistem Manajemen dalam hal Lingkungan hidup atau Environmental Management System / EMS).  ISO14001 dipergunakan perusahaan untuk mendeklarasikan komitmennya terhadap perlindungan lingkungan yang secara berkesinambungan (terus menerus).
Perusahaan yang ingin mendapatkan sertifikasi ISO14001 harus mememenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.       Perusahaan harus membuat standar atau prosedur tentang Sistem Manajemen Lingkungannya.
b.      Perusahaan harus menunjukkan kepatuhannya terhadap peraturan pemerintah atau undang-undang tentang Lingkungan Hidup dimana perusahaan tersebut berada.
c.       Perusahaan harus menunjukkan komitmennya yang terus menerus dalam perlindungan lingkungan.
Beberapa hal penting dalam ISO14001 adalah :
a.       Pencegahan Polusi
b.      Tindakan saat dalam keadaan darurat.
c.       Perlindungan terhadap sumber daya alam
d.      Pengaturan Limbah Industri

3.SMK3
SMK3 adalah singkatan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety and Healthy Management System) yang juga merupakan Sistem Manajemen yang wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia yang memiliki karyawan sebanyak 100 orang atau lebih dan mengandung Potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakan kerja seperti ledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja.  Dasar Hukum penerapan SMK3 di tempat kerja adalah UU No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan kerja dan peraturan pelaksanaanya adalah Peraturan Menteri No. Per 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

2.1.2    Tingkatan dalam Manajemen Perusahaan

Di dalam manajemen perusahaan juga memiliki tingkatan atau level yang terdiri dari beberapa bagian antara lain :
  1. Top Management, terdiri dari Board of Director atau Chief of Executive, dan Senior Executive.
  2. Midle Management; terdiri dari Departement of Division Head.
  3. Lower Management; terdiri dari Superintenden, General Foreman, dan Supervisor .
Jika dilihat dari sisi kemampuan berfikir dan manajerial maka semakin tinggi tingkat kedudukan seseorang dalam suatu organisasi maka akan akan dituntut kemampuannya dalam hal: Konseptual atau membuat konsep tentang arah dan tujuan akhir organisasi yang ingin dicapai. Menentukan Strategi, Menguasai dan memahami konsep secara Makro, demikian sebaliknya semakin rendah kedudukan seseorang yang dituntut darinya adalah kemampuan dalam hal : teknis operasional, dan kemampuan secara mikro.
Di dalam menjalankan sebuah manajemen perusahaan juga memliki sistem atau divisi atau departemen kepemimpinannya yang bertingkat yaitu:
a. Human Research
Devisi ini memiliki tugas dalam memberikan saran dan wawasan untuk menarik, mempertahankan dan memberikan apresiasi pada karyawan.
b. Credit  Risk
Devisi ini mengawasi dan melindungi aset perusahaan. Devisi ini memiliki informasi lengkap dan dapat berpengaruh pada perusahaan.
c.  Corporate        Treasury
Devisi ini mengelola sumber daya keuangan secara global untuk mencapai tujuan.
d.  Compliance
Devisi ini pada perusahaan bertugas untuk mengidentifikasi dan memberikan bimbingan pada pelanggaran kepatuhan dan mendesain program peraturan yang efektif dalam mendukung komitmen perusahaan.
e.  Firm    Risk     Management
Devisi ini juga mengembangkan manajemen risiko untuk digunakan pada kerjasama dengan perusahaan lain.
f. Firm     Strategy           and      Execution
Membantu dalam pengambilan keputusan untuk memperkuat jasa keuangan secara global.
g. Finance
Melaporkan keuangan perusahaan kepada CEO.
h.  Internal            Audit
Memberikan tinjauan independen dari kualitas pengendalian internal, manajemen risiko, dan sistem tata kelola proses perusahaan.
i.   Market Risk
Mengelola semua eksposur risiko pasar dalam kegiatan bisnis perusahaan.
j.   Operational      Risk
Bekerja sama dengan unit bisnis dan kelompok kontrol untuk membantu memastikan perusahaan memiliki program yang transparan.

2.1.3     Tujuan dan Manfaat Ilmu Manajemen
Adapun tujuan serta manfaat dengan diterapkannya ilmu manajemen pada suatu organisasi adalah:
1.   Mampu memberikan arah pencapaian kinerja secara terukur dan sistematis sehingga diharapkan pekerjaan dapat dikerjakan berdassarkan time schedule
2. Mampu menempatkan perusahaan dalam kerangka kerja yang mengedepankan konsep efesiensi dan efektivitas. Efesiensi dilihat dari segi biaya yang dipergunakan sesuai dengan alokasi yang dianggarkan bahkan jika memungkinkan lebih rendah dari yang teralokasi. Sedangkan konsep efektivitas melihat pda sisi penghematan waktu yang bisa dilakuan, artinya suatu pekerjaan manusia dilaksanakan dan terselesaikan secara tepat waktu yang direncanakan.
3.  Membuat perusahaan telah menerapkan konsep manajemen yang memenuhi standar-standar aturan yang telah disepakati, sehingga para klien dan mitra bisnis menaruh simpati serta kepercayaan  pada perusahaan.

2.1.4     Fungsi-Fungsi Dasar Manajemen
1.    Penetapan sasaran
Mengidentifikasi sasaran organisasi adalah fungsi primer manajer. Sasaran itu selalu ditentukan, setidak-tidakya secara implisit. Sasaran sistem menekankan kondisi masa depan yang diharapkan yang hendak dicapai oleh organisasi. Sasaran spesifik meiputu penyeleseaian. Suatu misi atau tujuan itu biasanya diingat dalam pikiran sebagai pedoman umum untuk sasaran operasional. Misalnya misi seorang pengecer produk yang bermutu dengan harga terjangkau harslah dijabarkan ke dalam garis produk tertentu yang tampak terjangkau oleh para langganan. Batas waktu tertentu yang tampak terjangkau oleh para langganan. Batas waktu tertentu seringkali ditetapkan untuk proyek ad hoc atau proyek satu kali (on time projects). Suatu satgas dapat diangkat dengan mandat untuk apa yang harus diselesaikan ( sebuah bangunan baru atau suatu kontrak serikat buruh baru), oleh siapa ( kontraktor atau tim perunding) , dan kapan( 20 juni atau 25 desember)
2.        Merencanakan
Sekali sasaran telah ditetapkan, maka tugas manajer adalah merencanakan alat-alat mencapainya-memutuskan apa yang akan dilaksanakan da bagaimana melaksanakanya. Ini membutuhkan pembuatan strategi yang menyeluruh dan kebijaksanaan umum plus program-program dan prosedur-prosedur spesifik. Perencanaan memberikan kerangka untuk mengadukan pengambian keputusan di seluruh organisasi dan pada waktunya. Perencanaan memberikan alat bagi manajer dan organisasi untuk mengatasi perubahan-perubahan dalam lingkungan mereka. Pesatnya perubahan politik, teknologi, ekonomi, dan factor-faktor lain, menunjukkan perlunya perhatian yang kontinyu terhadap perumusan kembali(reformulation) strategi.
3.        Menghimpun sumber daya
Hasil prose perencanaan adalah rencana-rencana operasional untuk melaksanakan tugas-tugas. Sumber-daya dibutuhkan untuk melakasanakan rencana, dan manajemen bertanggung jawab menghimpun sumberdaya dan mengawasi efesiensi penggunaan sumber daya itu. Bagi setiap organisasi atau operasi terdapat kebutuhan keuangan, material, manusia dan teknologi. Operasi rutin membutuhkan tersedianya selalu sumber daya dalam bentuk arus-uang tunai, bahan mentah, usaha manusia, dan metode kerja. Ide-ide pembaharuan membutuhkan sumber-sumber dana baru, bahan mentah yang berbeda, penyesuaian usaha manusia, dan perubahan prosedur. Tnggung jawab manajer untuk menghimpun sumber daya dalam organisasi kecil, dimana pemiliknya atau manajernya aktif terlibat mengkoordinir operasi itu, adalah mudah dilihat. Contohnya adalah pemilik bowling didekat rumah anda, bengkel reparasi mobil, atau salon rambut.
Dalam organisasi besar, para manajer dari berbagai subunit juga terlibat memghimpun sumber daya mendpatkan pengesahan anggaran pengeluaran modal untuk peralatan baru, menjamin suplai yang memadai untuk baja atau onderil baru, melatih pegawai baru untuk mengaktifkan para pekerja yang pensiun, dan mendapatkan sokingan staf seperti pengolahan atau kelompok produk baru seringkali harus berjuang untuk sumber daya dalam organisasi mereka.
4.        Mengorganisir
Mendapatkan orang dan sumber daya  yang sesuai belum menjamin efektivitas dan efesiensi organisasi. Manajer juga bertugas mengembangkan dan memelihara suatu struktur untuk melaksanakan rencana yang telah ditetapkan dan mencapai sasaran-sasaran yang relevan. Diagram arus kerja melukiskan proses transformasi yang dipakai untuk menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa. Tugas manajer itu meliputi membagi pekerjaan diantara berbagai komponen dan kenudian megintegrasikan hasil-hasilnya.
Struktur dan proses organisasi dirancang agar sesuai dengan situasi tertentu. Disain yang relative permanen adalah congan untuk aktivitas yang stabil dn rutin. Sebaliknya, keadaan yang berubah-ubah misalnya, dalam industri teknologi tinggi membutuhkan disain yang fleksibel dengan panitia ad hoc, satgas (task forces) dan kelompok-kelompok proyek.
5.        Melaksanakan
Sasaran, rencana, sumber daya, dan disain, semuanya adalah bagian persiapan mengembangkan kemampuan untuk melaksanakan. Tetai tidak apa-apa yang terjadi sebelum ada usaha untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan. Produk baru harus dihasilakan dan dijual.
Prosedur pengurangan biaya harus dipakai untuk menggantikan metode yang ada. Dan usaha itu harus dipertahankan dalam kegiatan sehari-harinya yang merupakan basis bagi penyelenggaraan organisasi keseluruhannya. Para manajer seringkali mengarahkan aktivitasnya untuk melaksanakan rencana-rencana dan prosedur-prosedur. Atau mereka mungkin hanya tidak langsung terlibat dengan melimpahkannya kepada orang lain dan hanya menjaga hubungan. Pada umumnya, jumlah usaha yang terlibat dalam pelaksanaan itu merypakan suatu fungsi kesanggupan manajer untuk mempengaruhi orang lain, bawahan, rekan sebaya, dan bos.
6.        Mengawasi
Mengukur dan menilai hasil-hasil itu merupakan langkah yang perlu untuk menilai prestasi organisasi dan menentukan kemampuan manajemen melaksanakan tugasnya Pengawasan( controlling) adakah fungsi manajer untuk memelihara aktivitas dalam limit-limit yang diizinkan, yang diukur dengan harapan-harapan. Ia saling berjalin dan bergantng dengan perencanaan. Rencana memberikan kerangka untuk mengawasi pekerjaan. Organisasi iu mengawasi jika ia menilai keseluruhan penyelenggaraan dengan rencana strategi 5 tahun atau membandingkan hasil-hasil spesifik dengan kuota produksi 25 unit per jam.

2.2              Organisasi Dalam Perusahaan
Organisasi perusahaan adalah terdapat orang-orang yang suatu usahanya dapat di koordinasikan, dan tersusun dari jumlah subsistem yang salinh bergantungan dan berhubungan satu dengan yang lainnya, kemudian berkerja sama atas dasar dari pembagian pekerjaan, peran dan wewenang.
Penggertian organisasi perusahaan menurut Kast dan Rosenzwig adalah :
§  Terdiri dari orang yang berorientasi pada tujuan
§  Suatu subsistem manajerial, teknik, struktural, dan pisikososial
§  Adanya subsistem yang lebih luas

2.2.1        Arti Penting Organisasi Dalam Perusahaan
Adapun peranan penting organisasi dalam perusahaan ialah :
1.                   Adanya fungsi delegasi yaitu dengan organisasi kita dapat dengan mudah memisahkan fungsi dari delegasi setiap pekerjaan. Dari organisasi ini dapat dengan mudah mengetahui posisi mana yang cocok untuk di delegasikan. 
2.         Terciptanya bayangan untuk kesuksesan bisnis yaitu dengan adanya organisasi kita telah memikirkan terlebih dahulu bisnis apa yang ingin di rencanakan. Divisi dan posisi apa saja yang akan bisa tergambar dengan jelas. 
3.         Mudahnya pengembangan SDM yaitu dengan organisasi kita dapat mengetahui perusahaan mana saja yanng membutuhkan SDM yang cukup. Organisasi juga dapat menjadi alat untuk melakukan perekrutan karyawan. Dengan adanya organisasi kita dapat mendapatkan SDM yang berkualitas. Dan bagi karyawan organisasi akan menjadi dorongan untuk menjadi yang lebih baik nantinya, karena mereka mengetahui jabatan yang ada di atasnya dan akan memikirkan untuk mencapai posisi tersebut.
4.         Bentuk Organisasi Perusahaan
Selain arti penting organisasi perusahaan, terdapat juga bentuk-bentuk dari organisasi perusahaan tersebut yaitu :
·                             a. Perusahaan Perorangan
Perusahaan perseorangan biasanya mencangkup perusahaan yang lebih kecil skalanya. Perusahaan ini termasuk perusahaan yang populer karena cepat untuk pengambilan keputusan dan mudah untuk di dirikan, kemudian biyaya pengelolaannya pun relatif rendah.
·                             b. Perusahaan Persekutuan
Perusahaan persekutuan yaitu perusahaan yang dijalankan usaha di bawah milik bersama. Pemiliknya lebih dari satu orang dan dapat disebut partner atau sekutu. Dalam perusahaan persekutuan ada yang disebut Firma dan ada yang di sebut persekutuan komanditer.
·                             c. Perusahaan Perseroan
Didirikan berdasarkan suatu perjanjian dan melakukan suatu usaha dengan modal dasar yang berasal dari saham. Dan dengan demikian setiap orang yang memiliki saham disebut pemegang saham dan di sebut sebagai pemiliknya. Kemudian tanggung jawab yang terbesar di pegang oleh pemegang saham yang paling besar.



2.2.2    Fungsi Tujuan Organisasi
Patokan bagi kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi. Melalui  penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan.
a.      Sumber Legitimasi
Dengan meningkatkan kemampuan kegiatan-kegiatan yang dilakukan,berguna untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya.
b.    Standar pelaksanaan
Jika tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan organisasi. Setelah organisasi menetapkan tujuan dalam bidang yang dapat dikuantifikasikan.
c.    Sumber Motivasi
Untuk mendorong anggota lainnya dalam melaksanakan tugas, misalnya dengan memberikan intensif bagi anggota yang melaksanakan tugasnya dengan baik, menghasilkan produk di atas standar dan lain sebagainya yang akhirnya dapat mendorong para anggota lainnya.



BAB III
KESIMPULAN

3.1              Kesimpulan
Manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari secara komprehensif tentang bagaiamana mengarahkan dan mengelola orang-orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda dengan tujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Organisasi merupakan alat atau wadah atau tempat manager, karyawan atau sekelompk orang melakukan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan pengorganisasian adalah proses kegiatan penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Hubungan Antara Administrasi  Organisasi Dan  Manajemen yaitu: Dalam melaksanakan administrasi, seorang administratur dibantu oleh orang-orang yang bekerjasama dalam menjalankan tugas-tugas dan tugas-tugas tersebut harus diselaraskan dan dipadukan agar mengarah pada tujuan yang ingin dicapai,
Kerjasama orang-orang dalam mencapai tujuan, perlu disusun dan diatur, dan untuk itu administrasi memerlukan organisasi, Karena dalam admnistrasi yang dihadapi adalah orang-orang yang berkerjasama dengan akal dan perasaannya dengan menggunakan alat-alat dan materi lainnya, maka orang-orang perlu digerakkan menuju sasaran yang akan dicapai, untuk itu diperlukan manajemen, Dari uraian di atas, maka administrasi modern dapat diartikan secara luas yaitu meliputi organisasi dan manajemen.




DAFTAR PUSTAKA




















Kamis, 09 November 2017

Standarisasi Pengukuran USA, Jepang, Jerman, dan Kode Etik Peneliti dalam Penulisan Ilmiah

Standarisasi Pengukuran USA, Jepang, Jerman, dan Kode Etik Peneliti dalam Penulisan Ilmiah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1             1.1      Latar Belakang
Standardisasi adalah usaha bersama membentuk standar. Standar adalah  sebuah  aturan, biasanya digunakan untuk bimbin­gan tetapi dapat pula bersifat wajib (paling sedikit dalam praktik), memberi batasan spesifikasi dan penggunaan sebuah objek atau karakteristik  sebuah proses dan/atau karakteristik sebuah metode.
Hakiki dan tujuan  standar  ini  dapat digambarkan  melalui  contoh  sebagai berikut : jika seluruh dunia memproduksi kran dan pipa air  dalam bentuk  dan ukuran yang berbeda‑beda, maka tidak­lah mungkin  berbagai pipa saling bersambung karena masing-masing pipa tidak serasi dengan pipa lainnya. Untuk itu diperlukan adaptor. Bilamana setiap produsen pipa dan keran air boleh memproduksi pipa semaunya tanpa memperhatikan ukuran pipa produsen lain, maka hasilnya terjadi kekacauan.
Berbicara tentang penulisan suatu karya tulis ilmiah, baik itu skripsi, tesis, maupundisertasi, maka tidak luput dengan yang namanya penelitian ilmiah, apakah itu dilakukandi lapangan atau di dalam pustaka. Salah satu hal yang paling penting ketika melaukan penelitian dalam hal pengumpulan data ataupun sampel, karena dalam hal iniseorang peneliti memerlukan interaksi dengan banyak pihak yang dibutuhkan dalam penelitiannya.
Jadi yang sangat diperlukan dalam menghadapi masyarakat adalah suatu tata krama dalam bersosialisasi atau yang lebih dikenal dengan etika penelitian.

1.2          Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1.      Apa saja standarisasi pengukuran menurut USA, jepang dan jerman?
2.      Kode etik peneliti dalam enulisan ilmiah?


1.3       Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Mengetahui standarisasi pengukuran menurut USA, jepang dan jerman.
2. Mengetahui kode etik peneliti dalam penulisan ilmiah.



BAB II
STANDARISASI PENGUKURAN USA, JEPANG DAN JERMAN dan KODE ETIK PENELITI DALAM PENULISAN ILMIAH

2.1       Definisi Standar
Standarisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksikan sesuatu, sedang pembuatan banyaknya macam ukuran barang yang akan diproduksikan merupakan usaha simplifikasi. Standardisasi adalah proses pembentukan standar teknis , yang bisa menjadi standar spesifikasi , standar cara uji , standar definisi , prosedur standar (atau praktik), dll
Istilah standarisasi berasal dari kata standar yang berarti satuan ukuran yang dipergunakan sebagai dasar pembanding kuantita, kualita, nilai, hasil karya yang ada. Dalam arti yang lebih luas maka standar meliputi spesifikasi baik produk, bahan maupun proses. Tidak boleh tidak standar harus atau sedapat mungkin diikuti agar supaya kegiatan maupun hasilnya boleh dikatakan dapat diterima umum oleh penggunaan standee atau ukuran ini adalah hasil kerja sama pihak-pihak yang berkepentingan dalam industry dimana perusahaan itu berada. Misalnya industry mobil di Amerika Serikat bersepakat untuk membuat mesin yang silindernya dapat dipergunakan segala macam merek busi mobil, atau malah terdapat sepakat antara industry mobil dan industry busi agar segala macam busi dapat dipasang di segala mesin mobil dan sebagainya.

2.1.1    ANSI ( American National Standard Institute )
Sebagai suara standar AS dan sistem penilaian kesesuaian, American National Standards Institute (ANSI) memberdayakan anggotanya dan konstituen untuk memperkuat posisi pasar AS dalam ekonomi global sambil membantu untuk menjamin keselamatan dan kesehatan konsumen dan perlindungan dari lingkungan. Ada banyak peralatan proteksi yang ada pada bay penghantar maupun bay trafo. Masing -masing peralatan proteksi tersebut dalam rangkaian satu garis digambarkan dalam bentuk lambang / kode.  Berikut adalah Kode dan lambang rele Proteksi berdasarkan standar ANSI C37-2 dan IEC 60617.

2.1.2    ASME ( American Society of Mechanical Engineer )
Memiliki satu standar global menjadi semakin penting sebagai perusahaan
menggabungkan melintasi batas internasional, dibantu oleh perjanjian perdagangan regional seperti North American Free Trade Agreement (NAFTA) dan yang ditetapkan
oleh UniEropa (UE),yang telah memfasilitasi merger internasional melalui penurunan tarif pada impor.Perusahaan yang terlibat dalam konsolidasi ini digunakan untuk menjual hanya satu pasar,sekarang menemukan diri mereka jual ke pasar global .
Di bawah ini adalah Overview dari Code dan Standard ASME yang biasa di pakai oleh para Engineer untuk mendesign di pabrik baik itu oil & gas atau pulp & paper atau chemical plant atau apalah yang menggunakan code dan Standard ASME.
ASME / ANSI B16 - Standar Pipes and Fittings yang ASME B16 Standar mencakup pipa dan alat kelengkapan dalam besi cor, perunggu, tembaga dan besi tempa The ASME - American Society of Mechanical Engineers - ASME / ANSI B16 Standar mencakup pipa dan alat kelengkapan dalam besi cor, perunggu, tembaga dan baja tempa. ASME / ANSI B16.1 - 1998 - Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens  Standar ini untuk Kelas 25, 125, dan 250 Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens meliputi: 
a.       Tekanan suhu peringkat.
b.      Ukuran dan metode mengurangi bukan menunjuk fitting.
c.       Tanda
d.      Persyaratan minimum untuk bahan
e.       Dimensi dan toleransi

2.1.3    ASTM (American Society for Testing and Materials)
ASTM International, sebelumnya dikenal sebagai American Society untuk Pengujian dan Material (ASTM), adalah pemimpin global yang diakui dalam pengembangan dan pengiriman standar internasional konsensus sukarela. Hari ini, sekitar 12.000 ASTM standar yang digunakan di seluruh dunia untuk meningkatkan kualitas produk, meningkatkan keamanan, memfasilitasi akses pasar dan perdagangan, dan membangun kepercayaan konsumen. ASTM kepemimpinan dalam pembangunan standar internasional didorong oleh kontribusi dari anggotanya: lebih dari 30.000 pakar top dunia teknis dan profesional bisnis yang mewakili 135 negara. Bekerja dalam suatu proses terbuka dan transparan dan menggunakan infrastruktur canggih elektronik ASTM, anggota ASTM memberikan metode pengujian, spesifikasi, panduan, dan praktek-praktek yang mendukung industri dan pemerintah di seluruh dunia.
TEMA (Tubular Exchanger Manufacturers Association) The Tubular Exchanger Manufacturers Association, Inc (TEMA) adalah asosiasi perdagangan dari produsen terkemuka shell dan penukar panas tabung, yang telah merintis penelitian dan pengembangan penukar panas selama lebih dari enam puluh tahun. Standar TEMA dan perangkat lunak telah mencapai penerimaan di seluruh dunia sebagai otoritas pada desain shell dan tube penukar panas mekanik. TEMA adalah organisasi progresif dengan mata ke masa depan. Anggota pasar sadar dan secara aktif terlibat, pertemuan beberapa kali setahun untuk mendiskusikan tren terkini dalam desain dan manufaktur. Organisasi internal meliputi berbagai subdivisi berkomitmen untuk memecahkan masalah teknis dan meningkatkan kinerja peralatan. Upaya teknis koperasi menciptakan jaringan yang luas untuk pemecahan masalah, menambah nilai dari desain untuk fabrikasi.Apakah memiliki penukar panas yang dirancang, dibuat atau diperbaiki, Anda dapat mengandalkan pada anggota TEMA untuk memberikan desain, terbaru efisien dan solusi manufaktur.
TEMA adalah cara berpikir – anggota tidak hanya meneliti teknologi terbaru, mereka menciptakan itu. Selama lebih dari setengah abad tujuan utama kami adalah untuk terus mencari inovasi pendekatan untuk aplikasi penukar panas. Akibatnya, anggota TEMA memiliki kemampuan yang unik untuk memahami dan mengantisipasi kebutuhan teknis dan praktis pasar saat ini.

2.1.4    ASTM (American Standard Testing and Material)
ASTM Internasional merupakan organisasiinternasional sukarela yang mengembangkan standardisasi teknik untuk material, produk, sistem dan jasa. ASTM Internasional yang berpusat di Amerika Serikat. ASTM merupakan singkatan dari American Society for Testing and Material, dibentuk pertama kali pada tahun 1898 oleh sekelompok insinyur dan ilmuwan untuk mengatasi bahan baku besi pada rel kereta api yang selalu bermasalah.
Sekarang ini, ASTM mempunyai lebih dari 12.000 buah standar. Standar ASTM banyak digunakan pada negara-negara maju maupun berkembang dalam penelitian akademisi maupun industri. Contoh Standar di atas sangat membantu dalam proses produksi. misalnya dapat mempredisikan tingkat keamanan bahan ataupun ketersediaan bahan di pasaran.

2.1.5    API ( American Petroleum Institute )
API adalah standard yang dibikin oleh American Petroleum Institute untuk memberikan ranking bagi viskositas dan kandungan oli yang berlaku. Ijin oli dari berbagai perusahaan yang berbeda dibandingkan dalam rangka menciptakan standard bobot viskositas. Juga ijin oli dari berbagai perusahaan berbeda dibandingkan dalam rangka menciptakan standard formulasi isi kandungan oli ( terutama untuk meyakinkan isi kandungan oli sesuai dengan aturan system control polusi yang dikeluarkan pemerintah, seperti katalitik converter, tetapi standard ini lebih mengacu pada oli untuk mesin mobil daripada untuk mesin motor.Standar API dipengaruhi oleh mandat pemerintah ( seperti control terhadap polusi ), jadi oli yang memenuhi standard rating lebih baru/tinggi bukan berarti performanya lebih baik ( atau bahkan sama ) dengan oli dengan rating yang lebih tua, ini bergantung pada tipe mesin motor anda.
Standar API dibuat untuk mesin mobil, bukan mesin motor. yang ini udah usang, jarang sekali ada lagi di pasaran. Sebaiknya Jangan digunakan untuk sepeda motor. Secara teknik usang, tetapi masih banyak digunakan untuk oli sepeda motor. Masih banyak oli sepeda motor yang memenuhi syarat untuk masuk ke dalam ranking SF/SG (seperti yang ditawarkan Castrol, Mobil, Top one, dll ) dan banyak juga sepeda motor yang menggunakan spesifikasi oli ranking ini, seperti Yamaha Vega (Yamalube 4 API Service SF, SAE20w-40).

2.1.6        AISI (American Iron and Steel Institute) 
American Iron and Steel Institute (AISI) adalah asosiasi produsen baja Amerika Utara. Organisasi pendahulunya tanggal kembali ke 1855 membuatnya menjadi salah satu asosiasi perdagangan tertua di Amerika Serikat. AISI diasumsikan bentuk yang sekarang pada tahun 1908, dengan Elbert H. Gary, ketua United States Steel Corporation, sebagai presiden pertama.
Perkembangannya adalah sebagai tanggapan terhadap kebutuhan lembaga koperasi dalam industri besi dan baja untuk mengumpulkan dan menyebarkan statistik dan informasi, membawa pada penyelidikan, menyediakan forum untuk diskusi masalah dan memajukan kepentingan industri.
AISI menjelaskan tujuan sebagai berikut: Untuk mempengaruhi kebijakan publik, mendidik dan membentuk opini publik dalam mendukung, industri baja yang kuat yang berkelanjutan AS dan Amerika Utara berkomitmen untuk produk manufaktur yang memenuhi kebutuhan masyarakat.
Anggota AISI membuat lebih dari 80% dari baja yang diproduksi di Amerika Utara. Lembaga ini berbicara atas nama industri pada beragam isu. Perusahaan anggota AISI terletak di Kanada, Meksiko dan Amerika Serikat. Lembaga ini bertujuan untuk mengembangkan posisi terpadu pada isu-isu yang menjadi perhatian bersama bagi Amerika Utara Perjanjian Perdagangan Bebas (NAFTA) daerah. Melalui AISI, industri ini mampu bekerja melalui kemitraan kolaboratif dan mengejar program pengembangan pasar bertujuan untuk memperluas pasar untuk baja, proyek yang bertujuan praktek terbaik dalam pembuatan baja dan inisiatif yang dirancang untuk mencapai tonggak baru dalam efisiensi energi dan keberlanjutan penelitian dan pengembangan (R & D).

2.1.7    JIS (JAPANESE INDUSTRIAL STANDARD)
Industri di Jepang. Proses standarisasidikoordinasikan oleh Jepang Komite Standar Industri dan dipublikasikan melaluiAsosiasi Standar Jepang. Di era Meiji, perusahaan swasta bertanggung jawab untuk membuat standar meskipun pemerintah Jepang tidak memiliki standar dan dokumen spesifikasiuntuk tujuan pengadaan untuk artikel tertentu, seperti amunisi. Ini diringkas untuk membentuk standar resmi (JES lama) pada tahun 1921. Selama Perang Dunia II, standar disederhanakan didirikan untuk meningkatkan produksi materiil. Orang Jepang ini Standards Association didirikan setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II pada 1945.
Para Industri Jepang Komite Standar peraturan yang diundangkan pada tahun 1946, standar Jepang (JES baru) dibentuk. Hukum Standardisasi Industri disahkan pada 1949, yang membentuk landasan hukum bagi Standar hadir Industri Jepang (JIS). Hukum Standarisasi industry direvisi pada tahun 2004 dan ‘JIS tanda’ (produk sistem sertifikasi) diubah sejak 1 oktober 2005,baru JIS tanda telah diterapkan pada sertifikasi ulang.. Penggunaan tanda tua diizinkan selama masa transisi tiga tahun (sampai 30 September 2008), dan setiap produsen mendapatkansertifikasi baru atau memperbaharui bawah persetujuan otoritas telah mampuuntuk menggunakan merek JIS baru. Oleh karena itu semua JIS-bersertifikatproduk Jepang telah memiliki JIS tanda baru sejak 1 Oktober 2008.

2.1.8    DIN ( Deutsches Institut fur Normung )
DIN, Institut Jerman untuk Standardisasi, menawarkan stakeholder platform untuk pengembangan standar sebagai layanan untuk industri, negara dan masyarakat secara keseluruhan. Sebuah organisasi nirlaba terdaftar, DIN telah berbasis di Berlin sejak tahun 1917. DIN tugas utama adalah untuk bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mengembangkan standar berbasis konsensus yang memenuhi persyaratan pasar. Beberapa 26.000 pakar menyumbangkan keahlian dan pengalaman mereka dengan perjanjian process.By standardisasi dengan Pemerintah Federal Jerman, DIN adalah standar nasional diakui tubuh yang mewakili kepentingan Jerman dalam organisasi standar Eropa dan internasional. Sembilan puluh persen dari standar kerja sekarang dilakukan oleh DIN bersifat internasional di alam.

2.2              Definisi Kode Etik Dalam Penulisan Ilmiah
Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan dan penyebutan sumber data atau informasi.
Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikan dengan pencurian. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena itu, penulis skripsi dan tesis wajib membuat dan mencantumkan pernyataan dalam skripsi, tesis atau disertasinya bahwa karyanya itu bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.
Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan, karena perujukan dan pengutipan akan membantu pengembangan ilmu.
Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta izin kepada pemilik bahan tersebut. Permintaan izin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, domodifikasi atau dikembangkan.
Namun sumber data dan informasi, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran. Setelah bagian pendahuluan ini akan diuaraikan secara berturut-turut tentang skripsi dan tesis hasil penelitian kuantitatif, dan penelitian kualitatif, kajian pustaka dan hasil kerja pengembangan (proyek).

2.2.1    Tujuan Penyusunan Kode Etik Penelitian
Penyusunan Kode Etik Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Merumuskan prinsip dan etika dan praktek-praktek ilmiah sebagai pedoman bagi para dosen dan mahasiswa selaku peneliti, masyarakat selaku subyek penelitian serta publik selaku pengguna hasil penelitian.
2. Rumusan dan kerangka kerja standar profesional penelitian berdasarkan prinsip dasar keilmuan yang benar, serta pengalaman yang diperoleh secara profesional.
3. Acuan moral bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan AL Qur an dan Sunah Rosul.
4. Panduan kerja penelitian sebagai bentuk pengabdian dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan pengabdian social kepada masyarakat berdasarkan nilai nilai kemanusiaaan dan hak asasi manusia.

2.2.2    Nilai Nilai Dasar Pelaksanaan Penelitian
1. Kejujuran, yaitu jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Jujur untuk mampu menghargai rekan peneliti dan tidak mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan sendiri dinyatakan sebagai pekerjaan sendiri .
2. Profesionalisme, yaitu sebagai individu peneliti bekerja sesuai dengan standar moral dan etika yang ditentukan oleh pekerjaan dan hasil yang akan dicapai sesuai dengan hal yang telah ditentukan.
3. Efektivitas, yaitu seberapa jauh target atau hasil yang diperoleh melalui penelitian yang dilakukan, sehingga semakin tinggi target yang dicapai maka semakin tinggi pencapaian efektifitas dari tujuan penelitian.
4. Produktivitas, yaitu upaya peneliti untuk membaktikan diri pada pencairan kebenaran ilmiah demi memajukan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi dan menghasilkan inovasi bagi peningkatan peradaban dan kesejahteraan manusia.
5. Kesetaraan, yaitu upaya peneliti untuk menghindari pembedaan perlakuan pada rekan kerja karena alasan jenis elamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
6. Keadilan, yaitu peneliti melakukan penelitian tanpa harus melihat siapa rekan kerja, untuk memperoleh porsi yang sama dalam berpendapat dan memberikan masukan terhadap penelitian yang dilakukan.
7. Objektifitas, yaitu upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.
8. Saling Menghargai, yaitu upaya peneliti mengelola penelitian secara bernurani dan berkeadilan terhadap lingkungan penelitiannya, menghormati obyek penelitian manusia, sumber daya alam hayati dan non hayati secara bermoral, berbuat sesuai dengan perkenan kodrat dan karakter objek penelitiannya, tanpa menimbulkan rasa merendahkan martabat sesama ciptaan tuhan.
9. Amanah, yaitu upaya peneliti untuk mampu mengelola sumber daya keilmuan yang dimiliki dengan penuh rasa tanggungjawab kepada Allah SWT dan kepada umat manusia umumnya, terutama dalam pemanfaatan hasil penelitian serta mampu mensyukuri nikmat anugerah Allah SWT atas kemampuan sumber daya keilmuan yang dimilikinya dengan penuh rasa syukur.
10. Keterbukaan, yaitu secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian, termasuk terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
11. Kelayakan, yaitu upaya membahas secara mendalam mengenai objek yang dijadikan penelitian agar memperoleh hasil penelitian yang baik dan sebenar – benarnya.
12. Menjunjung tinggi sikap ilmiah, yaitu kritis dalam pencarian kebenaran dan terbuka untuk diuji.
13. Bebas dari kepentingan dan persaingan untuk keuntungan pribadi agar hasil penelitian yang diperoleh bermanfaat untuk orang banyak.
14. Arif, tanpa mengorbankan integritas ilmiah dalam berhadapan dengan kepekaan yang berbasis ras, agama, budaya, ekonomi dan politik dalam melaksanakan kegiatan penelitian.
15. Berperilaku hormat pada martabat untuk saling menghormati hak hak peneliti serta ikut menolak dalam suatu penelitian yang penuh prasangka.

2.2.3    Bentuk Pelanggaran Etika Penelitian
1. Rekaan, pemalsuan data, atau tindakan lain yang menyimpang dari praktik yang lazim berlaku dalam komunitas ilmiah termasuk dalam mengusulkan, melakukan, dan melaporkan penelitian.
2. Plagiarisme yang diartikan sebagai tindakan peneliti yang mengemukakan kalimat, kata, data, atau idea orang lain dengan implikasi bahwa hal tersebut merupakan karyanya tanpa menyebutkan dalam bentuk yang sesuai sumbernya. Ketentuan ini juga berlaku untuk tinjauan pustaka, bagian metodologi dan latar belakang/historis pada makalah penelitian, hasil penelitian asli dan interpretasi.
3. Autoplagiarisme yang diartikan sebagai tindakan peneliti yang mengemukakan kalimat, kata, data, atau idea diri sendiri yang telah dipublikasi sebelumnya.
4. Kegagalan mengikuti ketentuan perundang-undangan menyangkut perlindungan peneliti, subyek manusia ataupublik atau menjamin kesejahteraan binatang percobaan. Kegagalan memenuhi persyaratan hukum yang menyangkut penelitian.
5. Falsifikasi data.
6. Melakukan pemerasan dan ekspoitasi tenaga peneliti.
7. Bertindak tidak adil (injustice) sesama peneliti dalam pemberian insentif dan kepemilikan hak kekayaan intelektual.
8. Melanggar kesepakatan dan perjanjian yang telah ditulis dalam usul penelitian; danmelanggar peraturan perundang-undangan tentang subjek manusia atau publik, serta ketentuan hukum yang menyangkut penelitian.
9. Peneliti berbuat tidak jujur dalam melaporkan hasil penelitian karena mendapat tekanan dari atasan atau masalah pribadi lainnya.
10. Peneliti menyalahgunakan wewenang yang diberikan untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

2.2.4    Rujukan Dari Buku
            Cara menulis rujukan dari buku adalah sebagai berikut :
a.       Nama penulis, baik penulis Indonesia maupun bukan Indonesia, dimulai dengan nama belakang (diketik lengkap), diikuti nama depan (sebaiknya diketik singkatan nama depannya), diakhiri dengan tanda titik (.).
b.      Tahun terbit, diakhiri dengan tanda titik (.).
c.       Judul buku, diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis bawah, semua diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan subjudul, diakhiri dengan tanda titik (.).
d.      Kota tempat penerbit atau Negara bagian tanpa penerbit (yang dapat didahului dengan kota tempat penerbit), diakhiri dengan tanda titik (.).
e.       Nama penerbit, diakhiri dengan tanda titik (.).
f.       Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh lambing a, b, c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad buku-bukunya.


BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
            Standarisasi pengukuran menurut USA ada 6, yaitu :
1.      ANSI ( American National Standard Institute ).
2.      ASME ( American Society of Mechanical Engineer ).
3.      ASTM (American Society for Testing and Materials).
4.      API ( American Petroleum Institute ).
5.      ASTM (American Standard Testing and Material).
6.      AISI (American Iron and Steel Institute).
Standarisasi pengukuran menurut Jepang ada 1, yaitu :
1.      JIS (JAPANESE INDUSTRIAL STANDARD).
Standarisasi pengukuran menurut Jerman ada 1, yaitu :
1.      DIN ( Deutsches Institut fur Normung ).

Kode-kode etik dalam penulisan ilmiah ada 4, yaitu :
1.      Tujuan Penyusunan Kode Etik Penelitian.
2.      Nilai Nilai Dasar Pelaksanaan Penelitian.
3.      Bentuk Pelanggaran Etika Penelitian.
4.      Rujukan Dari Buku.






DAFTAR PUSTAKA

[4]     https://www.academia.edu/7592790/makalah-etika-penelitian/

APLIKASI PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI “INSTAGRAM”

1.              Pengertian Instagram Instagram adalah sebuah aplikasi untuk berbagi foto yang dapat dilihat oleh Followers dari pengun...