"Etos Kerja, Kultur Kerja dan Kebijakan Kerja dalam Suatu Daerah"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Etos berarti
pandangan hidup yang khas
dari suatu golongan sosial. Etos
berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan
arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap
ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas
dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Kerja dalam arti
pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal
materi, intelektual dan fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan keduniaan
maupun keakhiratan.
Budaya Kerja adalah suatu
falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi
sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan
tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta
tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.
Kebijakan adalah
rangkaian konsep dan
asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak [1].
Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan
kelompok sektor swasta, serta individu.
Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat
memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya
suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak
penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling
mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.
1.2 Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini adalah :
1.
Etos Kerja?
2.
Kultur Kerja?
3.
Kebijakan Kerja?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan
untuk mengetahui:
1. Mengetahui etos kerja dalam suatu negara.
2. Mengetahui kultur kerja
dalam suatu negara.
3. Mengetahui kebijakan kerja
dalam suatu negara.
BAB II
ETOS KERJA, KULTUR KERJA DAN KEBIJAKAN KERJA DALAM
SUATU NEGARA
2.1 Etos Kerja
Menurut Gregory
(2003) sejarah membuktikan negara yang dewasa ini menjadi negara maju, dan
terus berpacu dengan teknologi/informasi tinggi pada dasarnya dimulai dengan
suatu etos kerja yang sangat kuat untuk berhasil. Maka tidak dapat diabaikan
etos kerja merupakan bagian yang patut menjadi perhatian dalam keberhasilan
suatu perusahaan, perusahaan besar dan terkenal telah membuktikan bahwa etos
kerja yang militan menjadi salah satu dampak keberhasilan perusahaannya. Etos
kerja seseorang erat kaitannya dengan kepribadian, perilaku, dan karakternya.
Setiap orang memiliki internal being yang merumuskan siapa dia. Selanjutnya
internal being menetapkan respon, atau reaksi terhadap tuntutan external.
Respon internal being terhadap tuntutan external dunia kerja menetapkan etos
kerja seseorang.
Etos kerja dapat diartikan sebagai
konsep tentang kerja atau paradigma kerja yang diyakini oleh seseorang atau
sekelompok orang sebagai baik dan benar yang diwujudnyatakan melalui perilaku
kerja mereka secara khas.
Menurut Toto
Tasmara, (2002) Etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya
mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang
mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal sehingga pola
hubungan antara manusia dengan dirinya dan antara manusia dengan makhluk
lainnya dapat terjalin dengan baik. Etos kerja berhubungan dengan beberapa hal
penting seperti:
a. Orientasi ke masa depan, yaitu
segala sesuatu direncanakan dengan baik, baik waktu, kondisi untuk ke depan
agar lebih baik dari kemarin.
b.
Menghargai waktu dengan adanya disiplin waktu merupakan hal yang sangat penting
guna efesien dan efektivitas bekerja.
c.
Tanggung jawab, yaitu memberikan asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan
merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan ketekunan dan kesungguhan.
d.
Hemat dan sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda dengan hidup boros, sehingga
bagaimana pengeluaran itu bermanfaat untuk kedepan.
e.
Persaingan sehat, yaitu dengan memacu diri agar pekerjaan yang dilakukan tidak
mudah patah semangat dan menambah kreativitas diri.
2.1.1 Fungsi Etos
Kerja
Secara
umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan
individu sebagai seorang pengusaha atau manajer.
Menurut A. Tabrani Rusyan, (1989) fungsi etos kerja adalah:
(a)
pendorang timbulnya
perbuatan
(b)
penggairah dalam
aktivitas
(c)
penggerak, seperti;
mesin bagi mobil, maka besar kecilnya motivasi yang akan menentukan cepat
lambatnya suatu perbuatan.
Cara Menumbuhkan Etos Kerja :
1. Menumbuhkan sikap optimis :
– Mengembangkan semangat dalam diri
– Peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai
– Motivasi diri untuk bekerja lebih maju
1. Menumbuhkan sikap optimis :
– Mengembangkan semangat dalam diri
– Peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai
– Motivasi diri untuk bekerja lebih maju
2. Jadilah diri anda sendiri :
– Lepaskan impian
– Raihlah cita-cita yang anda harapkan
– Lepaskan impian
– Raihlah cita-cita yang anda harapkan
3. Keberanian untuk memulai :
– Jangan buang waktu dengan bermimpi
– Jangan takut untuk gagal
– Merubah kegagalan menjadi sukses
– Jangan buang waktu dengan bermimpi
– Jangan takut untuk gagal
– Merubah kegagalan menjadi sukses
4. Kerja dan waktu :
– Menghargai waktu (tidak akan pernah ada ulangan waktu)
– Jangan cepat merasa puas
5. Kosentrasikan diri pada pekerjaan :
– Latihan berkonsentrasi
– Perlunya beristirahat
– Menghargai waktu (tidak akan pernah ada ulangan waktu)
– Jangan cepat merasa puas
5. Kosentrasikan diri pada pekerjaan :
– Latihan berkonsentrasi
– Perlunya beristirahat
6. Bekerja adalah sebuah panggilan Tuhan
Aspek Kecerdasan yang Perlu Dibina dalam Diri, untuk
Meningkatkan Etos Kerja :
1. Kesadaran : keadaan mengerti akan pekerjaanya.
2. Semangat : keinginan untuk bekerja.
3. Kemauan : apa yang diinginkan atau keinginan, kehendak dalam bekerja.
4. Komitmen : perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan (janji dalam bekerja).
5. Inisiatif : usaha mula-mula, prakarsa dalam bekerja.
6. Produktif : banyak menghasilkan sesuatu bagi perusahaan.
7. Peningkatan : proses, cara atau perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan dan sebagainya dalam bekerja.
8. Wawasan : konsepsi atau cara pandang tentang bekerja.
1. Kesadaran : keadaan mengerti akan pekerjaanya.
2. Semangat : keinginan untuk bekerja.
3. Kemauan : apa yang diinginkan atau keinginan, kehendak dalam bekerja.
4. Komitmen : perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan (janji dalam bekerja).
5. Inisiatif : usaha mula-mula, prakarsa dalam bekerja.
6. Produktif : banyak menghasilkan sesuatu bagi perusahaan.
7. Peningkatan : proses, cara atau perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan dan sebagainya dalam bekerja.
8. Wawasan : konsepsi atau cara pandang tentang bekerja.
2.2 Kultur Kerja
BUDAYA berasal
dari kata buddhayah (bahasa Sansekerta), yang berarti budi dan
akal. Bangsa yang berbudaya dapat dilihat dari tingginya tingkat budi dan akal
serta keanekaragaman hasil budayanya.
Contohnya
bangsa Jepang, India, Arab, Cina, juga Indonesia. Dalam hal organisasi,
misalnya rumah sakit, tinggi-rendahnya budaya organisasi dapat dilihat dari
tingkat komitmen anggota rumah sakit terhadap nilai-nilai dan keyakinan, sejak
pimpinan hingga ke semua lapisan karyawannya.
Faktor
nilai-nilai dan keyakinan dasar tersebut sangat berperan dalam membentuk etika,
sikap, perilaku anggota organisasi dan membentuk cara pandang mereka terhadap
masalah, baik internal maupun eksternal yang dihadapi dalam kehidupan
berorganisasi.
Di
beberapa rumah sakit, suatu rencana strategik (renstra) yang telah berhasil
disusun oleh suatu tim khusus dan disahkan oleh pimpinan tidak berjalan mulus
dalam penerapannya.
Sebab hal itu terjadi karena ternyata tidak
didukung oleh komitmen karyawan terhadap nilai-nilai dan keyakinan dasar. Untuk
membangun komitmen tinggi itulah diperlukan dukungan suatu kultur atau budaya
organisasi rumah sakit yang positif.
Budaya
adalah suatu dampak dari proses yang berkesinambungan. Proses terjadinya suatu
budaya dimulai dari tindakan misalnya bekerja hati-hati yang terjadi
berulang-ulang menjadi kebiasaan, yang apabila terus berlangsung lama menjadi
tabiat berhati-hati individu.
Apabila
suatu kelompok individu mempunyai kesamaan tabiat berhati-hati maka dapat
disebut bahwa budaya kerja kelompok tersebut adalah budaya berhati-hati. Jadi
budaya kerja organisasi adalah bentuk etika, sikap, perilaku dan cara pandang
bersama dari kelompok yang tergabung dalam organisasi tersebut terhadap setiap
masalah atau perubahan lingkungan yang bervariasi.
2.2.1 Fungsi
Kultur Kerja
Ada empat macam fungsi
budaya kerja yang sangat penting dalam membawa organisasi menuju sukses.
- Identitas
organisasi (simbol dan harapan), sehingga anggota organisasi merasa bangga
terhadap organisasinya dan pihak eksternal menaruh respek.
- Kestabilan
organisasi sehingga secara internal seluruh karyawan merasa tenang dan
yakin, demikian pula pihak eksternal yang berkepentingan.
- Alat
pendorong organisasi, sehingga mampu menjadi dasar dan pendorong untuk
mencapai tujuan organisasi.
- Komitmen
organisasi sehingga mampu sebagai katalisator dalam membentuk komitmen
untuk pelaksanaan berbagai ide atau suatu rencana strategis.
2.2.2 Nilai-Nilai Budaya Kerja dalam Organisasi
1. Komitmen
Menjunjung tinggi
nilai-nilai yang disepakati dan bertanggung jawab dengan sepenuh hati.
Panduan Perilaku:
- Memegang teguh dan berupaya
keras untuk mencapai target
- Melaksanakan pekerjaan dengan
penuh tanggung-jawab
- Dapat dipercaya dalam mengemban
setiap pekerjaan dengan benar
- Menjalankan tugas mengikuti
aturan yang berlaku
- Menindaklanjuti setiap masalah
yang menjadi tanggung-jawab saya dan memastikan penyelesaiannya hingga
tuntas
2. Teamwork
Kerjasama yang
dilandasi semangat saling menghargai dan menghormati untuk mencapai hasil yang
terbaik.
Panduan Perilaku:
- Bersedia mendengar dan
menghargai pendapat orang lain
- Tidak memaksakan kehendak atau
pendapat pribadi
- Aktif memberi saran, pendapat
untuk keberhasilan tim
- Berpikir positif
- Bersedia bekerja dengan penuh
keikhlasan, tanggung jawab dan dedikasi
3. Professional
Menjalankan tugas
sesuai dengan keahlian, keterampilan dan pengetahuan di bidangnya untuk
mencapai kinerja terbaik dengan tetap menjunjung tinggi kode etik bankir.
Panduan Perilaku:
- Bekerja efektif dan efisien
- Inovatif dan kreatif
- Selalu belajar untuk
mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan keahliannya
- Positif thinking
- Berwawasan luas dan pandangan
jauh ke depan
- Bekerja berdasarkan prinsip
kehati-hatian (prudent)
4. Pelayanan
Memberikan layanan
terbaik kepada seluruh nasabah dengan sikap ramah, sopan, tulus dan rendah hati
sehingga dapat memberikan kepuasan.
Panduan Perilaku:
- Senyum Salam Sapa
- Mendengarkan dengan sepenuh
hati untuk memahami kebutuhan nasabah
- Memberikan layanan dengan
sigap, cepat dan akurat
- Siap menerima kritik dan saran
untuk perbaikan layanan
5. Disiplin
Melaksanakan tugas
secara tepat waktu, tepat guna, dan tepat manfaat.
Panduan Perilaku:
- Tepat waktu
- Bertindak sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang berlaku dengan penuh tanggung jawab
- Melaksanakan rencana yang telah
ditetapkan
- Menggunakan sarana dan
prasarana kantor sebagaimana mestinya
6. Kerja Keras
Melaksanakan tugas
dengan segala upaya untuk mencapai hasil yang terbaik.
Panduan Perilaku:
- Pantang menyerah untuk mencari
solusi yang lebih baik
- Menyelesaikan pekerjaan dengan
kualitas yang terbaik
- Selalu bersemangat untuk
memberikan hasil yang lebih baik
- Tidak cepat puas atas hasil
yang dicapai
- Rela mengorbankan kepentingan
pribadi demi tercapainya kepentingan perusahaan.
7. Integritas
Membangun kepercayaan
dengan kejujuran, tanggung jawab, moral, serta satu kata dengan perbuatan
Panduan Perilaku:
- Berani menyatakan fakta apa
adanya secara transparan dan jujur dengan tetap menjaga rahasia bank dan
perusahaan
- Menjunjung tinggi kebenaran
sesuai dengan kode etik bankir
- Melaksanakan tugas dengan
ikhlas
- Bersikap terbuka dalam
mengungkap gagasan dan pendapat
- Mencintai pekerjaan dan menjaga
citra bank
2.3 Kebijakan Kerja
Instrumen
kebijakan ekonomi internasional ini dibedakan berdasarkan kegiatan atau
tindakan yang dilakukan. Setidaknya ada tiga instrumen penting yang ada dalam
kebijakan ekonomi internasional yaitu :
1.
Kebijakan perdagangan internasional
Ruang lingkup
kebijakan perdagangan internasional meliputi segala tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah terhadap sebuah rekening yang masih atau sedang berjalan
transaksinya dari neraca pembayaran internasional, khususnya hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor suatu produk baik barang ataupun
jasa. Jenis dari kebijakan ini seperti kebijakan tarif terhadap impor,
bilateral trade agreement dan masih banyak lainnya.
2.
Kebijakan pembayaran internasional
Untuk
kebijakan pembayaran ini mecangkup beberapa hal mengenai kebijakan pemerintah
terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran internasional tepatnya pada
pengawasan terhadap pembayaran internasional. Contoh dari kebijakan ini seperti
pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap lalu lintas devisa atau
pengawasan terhadap lalu lintas modal jangka panjang
3.
Kebijakan bantuan luar negeri
Kebijakan
bantuan luar negeri merupakan sebuah tindakan atau kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah yang berhubungan dengan bantuan, pinjaman dan lainnya. Bantuan
itu berupa bantuan dengan tujuan untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan
dan bantuan meiliter kepada negara lain.
2.3 Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional
1.
Autarki
Yang dimaksud dengan
autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari dari pengaruh negara lain dalam
beberapa hal bukan hanya ekonomi, namun juga pada bidang politik dan militer.
2.
Kesejahteraan
Salah satu tujuan dari
penerapan kebijakan ekonomi internasional adalah menciptakan kesejahteraan
dengan mengadakan perdagangan internasional yang akan memperoleh keuntungan
maksimal dari terjadinya spesialisasi produksi dan meninghkatnya tingkat
konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat di suatu negara. Selain itu dengan
adanya kebijakan ekonomi internasional bisa menghapuskan segala bentuk hambatan
perdagangan internasional seperti tarif/bes, larangan perdagangan, quota dan
lain sebagainya.
3.
Proteksi
Sesuai dengan namanya
proteksi yakni perlindungan. Dimana penerapan kebijakan ekonomi internasional
bertujuan untuk melindungi semua industri yang sedang mengalami perkembangan
atau sedang tumbuh dan juga melindungi perusahaan baru yang dari
perusahaan-perusahaan besar yang melakukan hal semaunya sendiri dengan
kelebihan dan keunggulannya, serta memberikan perlindungan produk dalam negeri
dari persaingan barang-barang impor. Pada dasarnya bentuk perlindungan dalam
perdagangan ini antara lain kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi dan
dumping.
4.
Kesimbangan neraca pembayaran
Keseimbangan neraca
pembayaran merupakan tujuan dari diterapkannya kebijakan ekonomi internasional.
Karena pada dasarnya penerapan kebijakan ekonomi internasional ini akan
mempengaruhi keadaan neraca pembayaran pula. Contoh ketika pemerintah
menerapkan kebijakan stabilitas ekonomi internasional pada negara dengan
kelebihan valuta asing atau devisa maka yang tidak akan terjadi apa-apa pada
neraca pembayaran. Sedangkan jika pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi
internasional di negara yang valuta asingnya kurang, maka hal berbeda akan
terjadi akan ada sebuah perubahan baik dari proses maupun lalu lintas uang.
Contoh kebijakan yang dilakukan yakni pengawasan tidak hanya pada devisa namun
juga pada lalu lintas barang dan jasa serta modal.
5.
Pembangunan ekonomi
Terjadinya pembangunan
ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari diterapkannya kebijakan ekonomi
internasional. Perlu kita ketahui bahwasannya ketika suatu negara mengalami
pembangunan ekonomi yang baik dan merata maka menunjukkan kesejahteraan
masyarakatnya terjamin. Untuk mencapai tujuan ini maka perlu ditatapkan atau
diterapkannya sebuah kebijakan, antara lain :
·
Melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri, khususnya
pada industri yang masih dalam masa awal perjalanannya.
·
Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan atau
tidak essential dan hanya melakukan impor jika mendesak dan benar-benar
dibutuhkan.
·
Memperbanyak jumlah ekspor.
BAB
III
KESIMPULAN
3.1
Kesimpulan
Etos kerja dapat diartikan sebagai
konsep tentang kerja atau paradigma kerja yang diyakini oleh seseorang atau
sekelompok orang sebagai baik dan benar yang diwujudnyatakan melalui perilaku
kerja mereka secara khas.
Budaya adalah suatu dampak dari proses yang
berkesinambungan. Proses terjadinya suatu budaya dimulai dari tindakan misalnya
bekerja hati-hati yang terjadi berulang-ulang menjadi kebiasaan, yang apabila
terus berlangsung lama menjadi tabiat berhati-hati individu.
Ada
3 kebijakan ekonomi internasional, yaitu :
1.
Kebijakan
perdagangan internasional
2.
Kebijakan pembayaran
internasional
3.
Kebijakan bantuan
luar negeri
DAFTAR
PUSTAKA
[4] https://www.jurnal.id/id/blog/2017/pengertian-tujuan-dan-instrumen-kebijakan-moneter