Sabtu, 07 Juli 2018

APLIKASI PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI “INSTAGRAM”



1.             Pengertian Instagram
Instagram adalah sebuah aplikasi untuk berbagi foto yang dapat dilihat oleh Followers dari pengunggah foto tersebut dan dapat saling memberikan komentar antara sesamanya. Nama Instagram sendiri berasal dari insta dan gram, “insta” yang berasal dari kata instant dan “gram” yang berasal dari telegram, dapat disimpulkan dari namanya yang berarti menginformasikan atau membagikan foto kepada orang lain dengan cepat. Salah satu yang unik dari Instagram adalah foto yang berbentuk persegi, ini terlihat seperti kamera Polaroid dan kodak Instamatic bukan seperti foto umumnya yang menggunakan rasio.



2.             Fungsi Instagram
Fungsi dan kegunaan Instagram tidak hanya untuk berbagi foto saja, melainkan juga untuk menyunting foto-foto yang memiliki 16 efek yang dapat digunakan untuk menyunting foto. Dengan aplikasi Instagram, foto-foto Anda dapat diunggah melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter, foursquare, flickr, dan juga posterous.Sebelum dibeli oleh Facebook, Twitter telah menyatakan minatnya untuk membeli Instagram pada 2011.
Namun, musim panas lalu, Systrom bertemu dengan Zuckerberg, yang melempar gagasan untuk menjualnya ke Facebook. Systrom dan Kreiger menolak semua penawaran karena mereka berniat membangun perusahaan independen, kata orang yang akrab dengan pemikiran mereka.



3.         Kelebihan dan Kekurangan Instagram
1)      Kelebihan :
a.    Memperindah foto kita
b.    Dapat menshare video
c.    Pasar yang melek teknologi. Salah satu kelebihan berjualan lewat Instagram adalah pengguna Instagram sudah ‘terjamin’ melek teknologi. Artinya, mereka yang aktif di Instagram pastilah aktif pula di Twitter dan mungkin juga Facebook. Karena itu, sangat tepat bila Anda mempromosikan produk Anda melalui Instagram dan dibantu jejaring sosial lainnya.
d.   Pengguna Instagram pastilah memiliki gadget yang mendukung aplikasi tersebut, yaitu android phones maupun iPhone. Ini berarti Instagram memiliki pengguna yang rata-rata kelas menengah ke atas. Hal ini menguntungkan bagi Anda, karena calon konsumen Anda kemungkinan besar mempunyai ‘kantong’ yang cukup dalam.
e.    Display produk yang simple. Karena Instagram memang digunakan sebagai aplikasi berbagi foto, fitur-fitur yang tersedia di Instagram akan mendukung gambar produk yang Anda upload di dalamnya.
f.     Di Instagram, kebanyakan foto menggunakan hashtag. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menggunakan hashtag agar memudahkan calon pembeli menemukan produk Anda.
2)      Kekurangan :
a.    Video yang kita upload hanya berdurasi kurang lebih 15 detik
b.    Karena berbasis smartphone, foto-foto yang dipajang di Instagram berukuran kecil dan sering tidak terlihat jelas.
c.    Instagram juga mengembangkan InstaMessage, fitur chat antar pengguna Instagram.



4.         Dampak Positif dan Negatif Instagram
1)      Dampak positif
Instagram menjadi sosial media yang banyak sekali peluang untuk berbisnis para penggunanya. Dapat dimanfaatkan sebagai media komunikasi pemasaran, melalui share foto-foto produk penjual, dan memiliki banyak follower.
Instagram memudahkan untuk konsumen melihat produk yang di jual dan dapat langsung memberi komentar di bawah foto yang diminati. Instagram menjadi sosial media yang banyak sekali peluang untuk berbisnis para penggunanya bisa dimanfaatkan sebagai media komunikasi pemasaran, melalui share foto-foto produk penjual, dan memiliki banyak follower Instagram memudahkan untuk konsumen melihat produk yang di jual dan dapat langsung memberi komentar di bawah foto yang diminati.
2)      Dampak negatif
Banyak pengguna instagram yang mengunggah foto-foto yang berbau pornografi. Selain itu foto yang dapat mencemarkan nama baik sering beredar di instagram yang dilakukan oleh oknum tertentu. Tindak penipuan online shop juga marak beredar baik menggunakan rekening ataupun palsunya kualitas barang yang dijual.



                        https://www.kodedroid.com/menggunakan-instagram/





Sabtu, 30 Juni 2018

ARTIKEL PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERBARU


     1.       Virtual Keyboard
Teknologi canggih dan baru ini diciptakan oleh perusahaan Dell. Prinsip kerja teknologi ini adalah dengan menggabungkan sebuah PC all in one dan juga smart desk. Dengan teknologi ini, pengguna akan bisa mengetik langsung di atas meja. Nah, tentunya teknologi ini akan sangat membantu bukan? Jari-jari kamu tidak perlu memegang keyboard komputer dan tentunya lebih lincah bergerak saat mengetik apa pun. Teknologi jenis ini pastinya akan sangat berguna untuk kamu dalam mengerjakan berbagai jenis tugas.



      2.      Teknologi Komputer Wireless Display
Teknologi Wireless Display ini merupakan salah satu teknologi yang paling baru dan juga canggih, teknologi ini dipelopori oleh perusahaan komputer terbesar Intel. Dengan teknologi ini kamu dapat menghubungkan sebuah komputer atau laptop dengan komputer atau laptop yang lain tanpa menggunakan kabel. Kamu tak perlu memasang kabel untuk mempresentasikan hasil kerja kamu. Cukup dengan menggunakan teknologi ini, kamu sudah dapat mempresentasikan apa saja secara mudah.

 3.      Teknologi komputer Biometric Sensor
Teknologi komputer Biometric Sensor ini merupakan teknologi komputer paling baru yang bisa diterapkan dan dipakai pada komputer kita. Karena teknologi komputer canggih ini dibuat oleh salah satu perusahaan komputer terbesar, yaitu Intel.
Teknologi Biometric ini hampir sama dengan teknologi keluaran Apple yang saat ini telah diaplikasikan untuk keperluan otorisasi kartu kredit jika kita melakukan pembayaran dengan menggunakan Pay Apple. Biometric sensor ini sangat bermanfaat} untuk memudahkan saat melakukan otorisasi pada berbagai website. Kalau biasanya kita harus menggunakan username dan password untuk mengakses website, tapi dengan memakai biometric sensor kita dapatmasuk dengan mudah dan aman.



4.      Teknologi VR dan AR

Teknologi yang bakalan mengalami pembaruan dan bakalan lebih populer ialah Virtual Reality dan Augmented Reality. Sebenarnya kedua teknologi ini sudah ada di beberapa tahun terakhir, namun sampai saat ini kedua teknologi ini masih dalam proses penggembangan, di tahun 2017 ini keduanya mengalami beberapa perbaikan. Menurut gartner, perkembangan dua teknologi ini akan terus mangalami perbaikan hingga sampai pada tahap penyempurnaan, yang diprediksi terjadi pada tahun 2021.

 

5.      Wireless Charging Laptop

Pembaruan teknologi komputer sudah mencapai derajat yang lebih tinggi dari sebelumnya dan akan selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu oleh pakar teknologi. Untuk yang sekarang, pembaruan teknologi komputer sudah mencapai pada software yang begitu mumpuni, serta fitur pendukung komputer yang semakin stabil. Salah satunya adalah fitur wireless charging. Yang pada mulanya pengguna komputer atau laptop harus membawa charger kemana-mana untuk mengantisispasi baterai yang melemah, kini tidak perlu lagi repot-repot membawa kabel carger yang sedemikian panjangnya dan memberatkan. Selain wireless charging, dunia komputer juga ditemani oleh perkembangan sensor biometrikal.




Daftar Pustaka

1. https://www.klikmania.net/perkembangan-teknologi-tahun-2017/
2. https://www.gudangilmukomputer.com/2016/05/6-teknologi-komputer-terbaru-dan-tercanggih-saat-ini.html
3. https://www.inovasee.com/teknologi-canggih-di-tahun-2017-17818/

Jumat, 29 Juni 2018

Audit Energi


BAB I
PENDAHULUAN

            1.1              Latar Belakang
Audit energi dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk mengevaluasi kebutuhan energi dan mengidentifikasi peluang untuk mengurangi konsumsi energi pada suatu bangunan, pabrik, proses, atau kegiatan. Audit energi terdiri dari rincian dan evaluasi bagaimana semua fasilitas menggunakan energi, dan apakah penggunaan energi tersebut mengeluarkan biaya. Kemudian pada akhirnya memberikan solusi agar sebuah sistem dapat melakukan konsumsi energi lebih efektif dan menghemat penggunaan biaya. Audit energi menjadi sangat penting dilakukan pada perusahaan yang masih dalam tahap berkembang atau yang masih mempunyai banyak peluang untuk dilakukan perbaikan dalam segala aspek.

             1.2              Rumusan Masalah
  1.      Apa itu audit energi?
  2.      Jenis-jenis audit energi?
  3.      Tahap yang dilakukan suatu audit energi?
  4.      Apa saja standar audit energi?
  
              1.3              Tujuan Masalah
  1.      Mengetahui pengertian audit energi.
  2.      Mengetahui jenis audit energi.
  3.      Mengetahui tahap audit energi.
  4.      Mengetahui standar audit energi.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Audit Energi
            Audit energi merupakan langkah awal dalam melaksanakan pencatatan datadata pemakaian energi, mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan energi dan analisis kemungkinan pengematan energi, serta pembuatan perhitungan atas langkah-langkah yang diperlukan. Audit energi bertujuan mengetahui “Potret Penggunaan Energi” dan mencari upaya peningkatan efisiensi energi. Audit energi juga diartikan sebagai proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi dalam rangka konservasi energi. Audit energi dilakukan untuk mendapatkan potret penggunaan energi. Tujuan audit energi ini dilakukan untuk memahami masalah penggunaan energi serta intensitas dan kinerja energi, potensi penghematan energi, manfaat dan langkah yang diperlukan (Parlindungan Marpaung, 2014).
Berdasarkan pengertian mengenai audit energi terebut, dapat dilihat bahwa audit energi bertujuan untuk menentukan cara terbaik untuk mengurangi penggunaan energi per satuan output (produk) dan mengurangi biaya operasi maupun produksi dari suatu industri (PT. Energy Management Indonesia, 2011). Dikeluarkannya kebijakan pemerintah mengenai penghematan energi dalam Undang – Undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi, dan Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2008 tentang Penghematan Energi dan Air, menginstruksikan instansi Pemerintah, BUMN, BUMD, Pemerintah Daerah, masyarakat dan perusahaan swasta untuk melaksanakan program dan kegiatan penghematan energi dan air. UU Energi Pasal 1 ayat 23 berbunyi konservas energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiesi pemanfaatannya. Efisiensi energi adalah perbandingan antara pasokan energi (input) dengan manfaat hasil kerja dari energi tersebut (output).
2.2       Jenis-Jenis Audit Energi
            Berdasarkan tingkat kedalaman yang dihasilkan, audit energi dibedakan menjadi:
a.       Walk-Through Audit (Pengamatan Singkat)
Merupakan audit energi dengan tingkat kegiatan paling rendah, yaitu level 1 (satu). Aktivitasnya adalah:
- Mengumpulkan data (bersifat umum), pengamatan singkat secara virtual dan wawancara.
- Analisis dan evaluasi data (sangat dasar) sistem pemanfaat energi, intensitas pemakaian energi dan kecenderungannya, serta benchmark intensitas energi rata-rata terhadap perusahaan sejenis dan menggunakan peralatan atau teknologi serupa.
Audit ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum pengelolaan energi.
b.        Audit Energi Awal (Preliminary Audit)
Audit Energi Awal (AEA) merupakan level kedua dari tingkat kegiatan audit energi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya potensi penghematan energi. Kegiatan ini sedikit lebih lengkap dari audit level satu, data dan informasi yang digunakan sudah didasarkan dengan hasil pengukuran/sesaat.
AEA terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Survei manajemen energi Surveyor atau auditor energi mencoba untuk memahammi kegiatan manajemen yang sedang berlangsung dan kriteria putusan investasi yang mempengaruhi proyek konservasi.
- Survei energi (teknis) Bagian teknis AEA mengulas kondisi dan operasi peralatan dari pemakai energi yang penting (misalnya sistem uap) serta instrumentasi yang berkaitan dengan efisiensi energi. AEA akan dilakukan dengan menggunakan sesedikit mungkin instrumentasi portable. Auditor energi akan bertumpu pada pengalamannya dalam mengumpulkan data yang televan dan mengadakan observasi yang tepat, memberikan diagnosa situasi energi pabrik secara cepat.
c.    Audit Energi Terinci
Audit Energi Terinci (AET) Merupakan level ke-tiga dan tertinggi dalam kegiatan audit energi. Audit ini lebih mendalam dengan lingkup yang lebih luas, rekomendasi didasarkan atas kajian teknis dengan urutas prioritas yang jelas. Hasil dari audit terinci adalah uraian lengkap tetang jenis dan sumber energi, ruhgi-rugi energi, faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi energi, karakteristik operasi peralatan/sistem energi, potensi penghematan energi berdasarkan analisis data secara lengkap dan rekomendasi.
AET biasanya akan membutuhkan beberapa minggu tergantung pada sifat dan kompleksitas pabrik. Selain mengumpulkan data pabrik dari catatan yang ada, instrumentasi portable digunkana untuk mengukur parameter operasi yang penting yang dapat membantu tim mengaudit energi dalam neraca material dan panas pada peralatan proses. Uji sebenarnya yang dijalankan serta instrumen yang diperlukan bergantung pada jenis fasilitan yang sedang dipelajari, serta tujuan, luas dan tingkat pembiayaan program manajemen energi.

2.3       Tahap Suatu Audit Energi
Tahap yang dilakukan untuk melakukan suatu audit energi yang sederhana, kususnya untuk gedung bertingkat adalah :
a. Menetapkan batasan masalah. Langkah pertama adalah menetapkan batasan sistem, bagian mana saja dari sebuah perusahaan atau gedung bertingkat yang akan diaudit.
b. Membentuk sebuah tim audit Tim audit ini bekerja sama dengan operator peralatan dan perlengkapan gedung, elektrikal dan mekanikal gedung, serta konsultasi dalam proyek yang di-audit.
c. Analisis kondisi aktual Beberapa hal yang dilakukan dalam analisis kondisi aktual adalah mendapatkan data teknik, petunjuk dan brosur perlatan elektrikal dan mekanikal. Kemudian melakukan identifikasi penggunaan energi, seperti berapa banyak kebutuhan energi yang digunakan.
d. Menghitung penghematan Melakukan perhitungan besarnya energi yang dapat dihemat. Suatu hal yang harus diperhatikan adalah besarnya penghematan energi tidak linier terhadap investasi yang digunakan.
e. Laporan audit Laporan audit memuat semua aspek yang dapat ditemukan dalam auditing, seperti pola konsumsi dan pemborosan yang terjadi. Pada laporan ini juga disertakan prioritas penghematan energi pada bagian tertentu dari objek yang di-audit.
f. Analisis penghematan Dalam laporan ini juga disertakan beberapa usulan seperti adanya piranti yang dapat ditambahkan beserta dengan analisis dampak yang akan ditimbulkan.
g. Evaluasi penghematan Setelah melakukan penghematan dalam jangka waktu tertentu dilakukan evaluasi secara berkala.

2.4       Standar Audit Energi
Standar yang harus digunakan dalam audit energi haruslah standar yang berlaku yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI). Instansi khusus masalah standar di Indonesia, adalah Badan Standarisasi nasional (BSN). Standar-standar yang biasa digunakan secara internasional antara lain :
1. BOCA, international energy conservation code 2000.
2. ASHRAE, Standard 90.1 : energy efficiency.
3. BOMA, Standard method for measuring floor area in office buildings.


BAB II
KESIMPULAN

      1.      Audit energi merupakan langkah awal dalam melaksanakan pencatatan datadata pemakaian energi, mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan energi dan analisis kemungkinan pengematan energi, serta pembuatan perhitungan atas langkah-langkah yang diperlukan.
       2.             -    Walk-Through Audit (Pengamatan Singkat)
-          Audit Energi Awal (Preliminary Audit)
-          Audit Energi Terinci
       3.              -     Menetapkan batasan masalah
-          Membentuk sebuah tim audit
-          Analisis kondisi actual
-          Menghitung penghematan
-          Laporan audit
-          Analisis penghematan
-          Evaluasi penghematan

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

BAB I
PENDAHULUAN

            1.1              Latar Belakang
Di masa kini industri pembuatan pisau pemotong berkembang cukup pesat, hal ini disebabkan oleh beberapa aspek yang mendukungnya terutama teknologi proses dan teknologi material. Peningkatan mutu produk pisau pemotong dihasilkan dengan cara memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik dari bahan pisau tersebut. Proses perlakuan panas yang tepat pada logam sangatlah bermanfaat untuk memperbaiki sifat-sifat dari bahan pisau pemotong. Di samping pembuatan pisau pemotong secara modern melalui industri-industri besar, juga terdapat pembuatan pisau pemotong secara tradisional melalui industri rumahan pande besi. Dalam membuat alat-alat yang dipesan konsumen, industri rumahan pande besi menggunakan peralatan yang sederhana. Pengetahuan yang digunakan dalam pembuatan peralatan berdasarkan ilmu yang didapat secara turun temurun. Dalam proses pembuatan peralatan, industri JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 29 rumahan pandai besi menggunakan cara pengerasan hardening dengan pendinginan benda kerja yang selalu menggunakan air sebagai media pendingin.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Metode Penelitian
            Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Untuk menganalisa nilai kekerasan pada pisau berbahan baja karbon menengah hasil proses tempa (hardening) dengan media pendingin yang berbeda. Material yang digunakan pada pembuatan pisau adalah baja per daun truk bekas yaitu baja yang mempunyai kemampuan pegas tinggi. Untuk baja jenis ini mempunyai kandungan karbon sekitar 0,50% sampai 0,65% termasuk jenis baja 5160. Baja dari per daun tersebut setelah dilakukan uji komposisi menggunakan SEMEDAX menunjukkan kandungan karbon sebesar 7,52%wt atau sama dengan 0,62%C berarti termasuk baja karbon menengah, dengan paduan Cr (Kromium) dengan kadar 1,09%wt yang menunjukkan baja paduan rendah (Low Alloy Steel). Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya kurang dari 2,5%wt misalnya unsur Cr, Mn, Ni, P dan lain-lain. Spesimen untuk penelitian dibuat berbentuk pisau. Jumlah spesimen yang digunakan yaitu 4 spesimen yang didinginkan dengan 4 variasi media pendingin (air sumur, larutan garam, oli, udara) dengan uji 5 titik pada setiap specimen.
Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah: 1) Proses pembuatan pisau di bengkel pande besi; 2) Pengujian kekerasan Micro Vickers dilaksanakan di Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya Malang. Tahapan penelitian yaitu pembentukan spesimen, proses penempaan (hardening), pendinginan dengan air, garam, oli, udara dan dilanjutkan dengan pengujian kekerasan spesimen. Baja per daun bekas yang merupakan baja karbon menengah dipanaskan kemudian dipotong dengan pemotong baja lalu dibentuk menjadi model awal pisau. Proses penempaan (hardening), pada tahap ini model awal pisau mulai ditempa menjadi bentuk pisau yang sudah jadi. Selanjutnya pisau yang telah mengalami proses tempa dicelupkan ke media pendingin air sumur, air yang ditambahkan garam 10% dan oli. Dan juga ada pisau hasil tempa yang didinginkan dengan udara. Setelah proses pendinginan, kemudian dilakukan pengujian kekerasan terhadap spesimen Data yang didapat kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dari penelitian ini. Pengujian kekerasan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kekerasan baja ini akibat proses tempa (hardening). Setelah spesimen selesai diproses, dibersihkan kemudian dilakukan pengujian kekerasan pada masing-masing spesimen dengan menggunakan Vickers Hardness Tester, dengan beban 100kg. Alat pengujian ini dapat memberikan hasil berupa kekerasan yang kontinu untuk suatu bahan tertentu dan digunakan pada logam yang sangat lunak yaitu 5 HV hingga logam yang sangat keras dengan 1500 HV tanpa perlu mengganti gaya tekan. Rumus mencari kekerasan Vickers (HV) HV = 1,854 2 L P (Surdia, Tata. 1985) dengan : HV = kekerasan Vickers P = gaya tekan L = diagonal tapak.

2.2       Pembahasan
Pengukuran Vickers dengan penekanan intan berbentuk piramida lurus dengan alas bujur sangkar dan sudut puncak 1360 (Dieter,1996), ditekan ke dalam bahan dengan gaya tertentu selama waktu tertentu. Kekerasan Vickers diperoleh dengan membagi gaya pada luas bekas tekanan yang berbentuk piramida. Dan dapat langsung dibaca di monitor mesin MicroVickers (Beumer, 1995). Nilai rata-rata kekerasan pisau menggunakan media pendingin air yaitu 652,64 HV, menggunakan media pendingin air garam 836,56 HV, menggunakan oli 600 HV dan yang menggunakan udara 335,44 HV. Hal ini membuktikan bahwa adanya pengaruh media pendingin terhadap hasil kekerasan pisau. Dalam suatu proses laku panas, setelah pemanasan mencapai temperatur yang ditentukan dan diberi holding time secukupnya maka dilakukan pendinginan dengan laju tertentu maka sifat mekanik yang terjadi setelah pendinginan akan tergantung pada laju pendinginan (Suherman, 1988). Hasil penelitian yang didapat didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizal (2005), yaitu tingkat kekerasan hasil perlakuan panas tertinggi dicapai pada media pendingin larutan garam dibandingkan dengan menggunakan air, tergantung pada banyaknya kadar garam yang terlarut pada suatu larutan. Semakin banyak kadar garam dalam suatu larutan maka tingkat kekerasan yang dicapai semakin tinggi pula.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pendingin larutan garam akan menghasilkan nilai kekerasan pisau yang lebih tinggi daripada menggunakan media pendingin air. Seperti diketahui bahwa hal yang sangat mempengaruhi hasil kekerasan adalah viskositas (kekentalan) dan densitas (massa jenis) dari media pendingin yang digunakan. Viskositas merupakan tingkat kekentalan yang dimiliki suatu fluida. Semakin tinggi angka viskositasnya, maka semakin lambat laju pendinginannya. Misalnya pada oli atau air garam, dimana air garam memiliki tingkat viskositas yang lebih rendah, namun massa jenisnya tinggi sehingga laju pendinginannya lebih cepat dibandingkan oli yang memiliki tingkat viskositas yang tinggi sehingga panas sulit menguap dengan cepat sehingga laju pendinginannya lambat. Densitas merupakan massa jenis yang dimiliki media pendingin (fluida). Semakin tinggi densitas yang dimiliki suatu media pendingin maka semakin cepat laju pendinginannya. Berikut nilai viskositas dan densitas dari media pendingin yang digunakan (Streeter,1992): 1. Air Garam (ρ = 1025 kg/m3 , v = 1,01 Pa.s) Air garam memiliki viskositas yang rendah sehingga laju pendinginannya cepat. Massa jenisnya juga lebih besar dibandingkan dengan media pendingin lain seperti air, solar, oli dan udara. 2. Air (ρ = 998 kg/m3 , v = 1,01 Pa.s) Air memiliki massa jenis yang besar tetapi lebih kecil dari air garam, kekentalannya rendah, sama dengan air garam, tetapi laju pendinginannya lebih lambat dari air garam. 3. Oli (ρ = 981 kg/m3 , v = 4,02 Pa.s) Oli memiliki viskositas atau kekentalan yang tinggi dibandingkan media pendingin lainnya dan massa jenis yang rendah sehingga laju pendinginannya lambat. 4. Udara (ρ = 1,2 kg/m3 , v = 0,00001,75 Pa.s) Udara memiliki massa jenis dan viskositas yang sangat kecil sehingga laju pendinginannya sangat lambat. Menurut Azizah (2012) mengenai media pendingin, yaitu : 1. Pendinginan dengan air Air secara umum digunakan dalam pendinginan dengan karakteristik yang ideal, karena proses pendinginan dengan air berlangsung dengan cepat. Ini akan berpengaruh terhadap salah satu sifat logam yang ingin diperoleh, yaitu sifat kekerasan logam. Semakin cepat proses pendinginan maksimal kekerasan juga semakin meningkat. Akan tetapi diikuti juga kecenderungan terjadinya kerusakan (distorsi) yang berlebihan. 2. Pendinginan dengan minyak Pendinginan dengan minyak berlangsung lebih lambat jika dibandingkan dengan pendinginan menggunakan media air. Sehingga kecenderungan terjadinya kerusakan minimum.
Dari pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media pendingin yang terbaik untuk pembuatan pisau adalah oli. Karena oli memiliki nilai kekerasan 600 HV yang mendekati nilai kekerasan air yaitu 652,64 HV, tetapi memiliki keunggulan kecenderungan kerusakan yang minimum dibandingkan dengan air. Jika oli dibandingkan dengan air garam, menurut hasil uji kekerasan Vickers, air garam memiliki nilai rerata kekerasan tertinggi yaitu 836,56 HV akan tetapi memiliki kecenderungan kerusakan yang sangat besar sehingga jika digunakan dalam pembuatan pisau, pisau akan mudah retak. Hal ini disebabkan nilai massa jenis dan viskositas air garam yang tinggi yaitu ρ=1025 kg/m3 , v = 1,01 Pa.s. Untuk udara yang memiliki massa jenis dan viskositas yang sangat kecil, jika digunakan sebagai media pendingin ini bisa dikatakan buruk dalam proses pembuatan pisau karena menghasilkan nilai rerata kekerasan yang terlalu rendah yaitu 335,44 HV. Nilai kekerasan yang rendah menyebabkan pisau tidak tajam dalam penggunaannya sehari-hari. Jika disederhanakan lagi dapat dituliskan sebagai berikut : Udara < Air Garam < Air < Oli Jadi untuk media pendingin yang terbaik untuk pembuatan pisau adalah oli. Sedangkan media pendingin yang buruk untuk pembuatan pisau adalah udara karena memiliki angka kekerasan yang paling rendah.


BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
            Rerata kekerasan pisau yang didinginkan dengan media pendingin yang berbedabeda adalah sebagai berikut. Air sumur memiliki rerata nilai kekerasan 652,64 HV, air garam memiliki rerata nilai kekerasan 836,56 HV, oli memiliki rerata nilai kekerasan 600 HV, udara memiliki rerata nilai kekerasan 335,44 HV. Adanya perbedaan hasil kekerasan dari pengggunaan media pendingin yang berbeda yaitu air sumur, air garam, oli dan udara. Media pendingin oli merupakan media pendingin yang paling baik untuk digunakan dalam pembuatan pisau pemotong karena menghasilkan tingkat kekerasan yang tinggi dan tingkat kegetasan yang rendah pada pisau pemotong.

3.2       Saran
            Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan perlakuan panas yang lain pada pisau hasil proses tempa agar didapatkan pisau yang lebih baik. Pengujian yang berbeda dapat diterapkan pada pisau hasil proses tempa agar didapatkan data-data yang akurat untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada pisau hasil tempa.

APLIKASI PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI “INSTAGRAM”

1.              Pengertian Instagram Instagram adalah sebuah aplikasi untuk berbagi foto yang dapat dilihat oleh Followers dari pengun...