Jumat, 29 Juni 2018

Audit Energi


BAB I
PENDAHULUAN

            1.1              Latar Belakang
Audit energi dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk mengevaluasi kebutuhan energi dan mengidentifikasi peluang untuk mengurangi konsumsi energi pada suatu bangunan, pabrik, proses, atau kegiatan. Audit energi terdiri dari rincian dan evaluasi bagaimana semua fasilitas menggunakan energi, dan apakah penggunaan energi tersebut mengeluarkan biaya. Kemudian pada akhirnya memberikan solusi agar sebuah sistem dapat melakukan konsumsi energi lebih efektif dan menghemat penggunaan biaya. Audit energi menjadi sangat penting dilakukan pada perusahaan yang masih dalam tahap berkembang atau yang masih mempunyai banyak peluang untuk dilakukan perbaikan dalam segala aspek.

             1.2              Rumusan Masalah
  1.      Apa itu audit energi?
  2.      Jenis-jenis audit energi?
  3.      Tahap yang dilakukan suatu audit energi?
  4.      Apa saja standar audit energi?
  
              1.3              Tujuan Masalah
  1.      Mengetahui pengertian audit energi.
  2.      Mengetahui jenis audit energi.
  3.      Mengetahui tahap audit energi.
  4.      Mengetahui standar audit energi.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Audit Energi
            Audit energi merupakan langkah awal dalam melaksanakan pencatatan datadata pemakaian energi, mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan energi dan analisis kemungkinan pengematan energi, serta pembuatan perhitungan atas langkah-langkah yang diperlukan. Audit energi bertujuan mengetahui “Potret Penggunaan Energi” dan mencari upaya peningkatan efisiensi energi. Audit energi juga diartikan sebagai proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi dalam rangka konservasi energi. Audit energi dilakukan untuk mendapatkan potret penggunaan energi. Tujuan audit energi ini dilakukan untuk memahami masalah penggunaan energi serta intensitas dan kinerja energi, potensi penghematan energi, manfaat dan langkah yang diperlukan (Parlindungan Marpaung, 2014).
Berdasarkan pengertian mengenai audit energi terebut, dapat dilihat bahwa audit energi bertujuan untuk menentukan cara terbaik untuk mengurangi penggunaan energi per satuan output (produk) dan mengurangi biaya operasi maupun produksi dari suatu industri (PT. Energy Management Indonesia, 2011). Dikeluarkannya kebijakan pemerintah mengenai penghematan energi dalam Undang – Undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi, dan Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2008 tentang Penghematan Energi dan Air, menginstruksikan instansi Pemerintah, BUMN, BUMD, Pemerintah Daerah, masyarakat dan perusahaan swasta untuk melaksanakan program dan kegiatan penghematan energi dan air. UU Energi Pasal 1 ayat 23 berbunyi konservas energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiesi pemanfaatannya. Efisiensi energi adalah perbandingan antara pasokan energi (input) dengan manfaat hasil kerja dari energi tersebut (output).
2.2       Jenis-Jenis Audit Energi
            Berdasarkan tingkat kedalaman yang dihasilkan, audit energi dibedakan menjadi:
a.       Walk-Through Audit (Pengamatan Singkat)
Merupakan audit energi dengan tingkat kegiatan paling rendah, yaitu level 1 (satu). Aktivitasnya adalah:
- Mengumpulkan data (bersifat umum), pengamatan singkat secara virtual dan wawancara.
- Analisis dan evaluasi data (sangat dasar) sistem pemanfaat energi, intensitas pemakaian energi dan kecenderungannya, serta benchmark intensitas energi rata-rata terhadap perusahaan sejenis dan menggunakan peralatan atau teknologi serupa.
Audit ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum pengelolaan energi.
b.        Audit Energi Awal (Preliminary Audit)
Audit Energi Awal (AEA) merupakan level kedua dari tingkat kegiatan audit energi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya potensi penghematan energi. Kegiatan ini sedikit lebih lengkap dari audit level satu, data dan informasi yang digunakan sudah didasarkan dengan hasil pengukuran/sesaat.
AEA terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Survei manajemen energi Surveyor atau auditor energi mencoba untuk memahammi kegiatan manajemen yang sedang berlangsung dan kriteria putusan investasi yang mempengaruhi proyek konservasi.
- Survei energi (teknis) Bagian teknis AEA mengulas kondisi dan operasi peralatan dari pemakai energi yang penting (misalnya sistem uap) serta instrumentasi yang berkaitan dengan efisiensi energi. AEA akan dilakukan dengan menggunakan sesedikit mungkin instrumentasi portable. Auditor energi akan bertumpu pada pengalamannya dalam mengumpulkan data yang televan dan mengadakan observasi yang tepat, memberikan diagnosa situasi energi pabrik secara cepat.
c.    Audit Energi Terinci
Audit Energi Terinci (AET) Merupakan level ke-tiga dan tertinggi dalam kegiatan audit energi. Audit ini lebih mendalam dengan lingkup yang lebih luas, rekomendasi didasarkan atas kajian teknis dengan urutas prioritas yang jelas. Hasil dari audit terinci adalah uraian lengkap tetang jenis dan sumber energi, ruhgi-rugi energi, faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi energi, karakteristik operasi peralatan/sistem energi, potensi penghematan energi berdasarkan analisis data secara lengkap dan rekomendasi.
AET biasanya akan membutuhkan beberapa minggu tergantung pada sifat dan kompleksitas pabrik. Selain mengumpulkan data pabrik dari catatan yang ada, instrumentasi portable digunkana untuk mengukur parameter operasi yang penting yang dapat membantu tim mengaudit energi dalam neraca material dan panas pada peralatan proses. Uji sebenarnya yang dijalankan serta instrumen yang diperlukan bergantung pada jenis fasilitan yang sedang dipelajari, serta tujuan, luas dan tingkat pembiayaan program manajemen energi.

2.3       Tahap Suatu Audit Energi
Tahap yang dilakukan untuk melakukan suatu audit energi yang sederhana, kususnya untuk gedung bertingkat adalah :
a. Menetapkan batasan masalah. Langkah pertama adalah menetapkan batasan sistem, bagian mana saja dari sebuah perusahaan atau gedung bertingkat yang akan diaudit.
b. Membentuk sebuah tim audit Tim audit ini bekerja sama dengan operator peralatan dan perlengkapan gedung, elektrikal dan mekanikal gedung, serta konsultasi dalam proyek yang di-audit.
c. Analisis kondisi aktual Beberapa hal yang dilakukan dalam analisis kondisi aktual adalah mendapatkan data teknik, petunjuk dan brosur perlatan elektrikal dan mekanikal. Kemudian melakukan identifikasi penggunaan energi, seperti berapa banyak kebutuhan energi yang digunakan.
d. Menghitung penghematan Melakukan perhitungan besarnya energi yang dapat dihemat. Suatu hal yang harus diperhatikan adalah besarnya penghematan energi tidak linier terhadap investasi yang digunakan.
e. Laporan audit Laporan audit memuat semua aspek yang dapat ditemukan dalam auditing, seperti pola konsumsi dan pemborosan yang terjadi. Pada laporan ini juga disertakan prioritas penghematan energi pada bagian tertentu dari objek yang di-audit.
f. Analisis penghematan Dalam laporan ini juga disertakan beberapa usulan seperti adanya piranti yang dapat ditambahkan beserta dengan analisis dampak yang akan ditimbulkan.
g. Evaluasi penghematan Setelah melakukan penghematan dalam jangka waktu tertentu dilakukan evaluasi secara berkala.

2.4       Standar Audit Energi
Standar yang harus digunakan dalam audit energi haruslah standar yang berlaku yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI). Instansi khusus masalah standar di Indonesia, adalah Badan Standarisasi nasional (BSN). Standar-standar yang biasa digunakan secara internasional antara lain :
1. BOCA, international energy conservation code 2000.
2. ASHRAE, Standard 90.1 : energy efficiency.
3. BOMA, Standard method for measuring floor area in office buildings.


BAB II
KESIMPULAN

      1.      Audit energi merupakan langkah awal dalam melaksanakan pencatatan datadata pemakaian energi, mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan energi dan analisis kemungkinan pengematan energi, serta pembuatan perhitungan atas langkah-langkah yang diperlukan.
       2.             -    Walk-Through Audit (Pengamatan Singkat)
-          Audit Energi Awal (Preliminary Audit)
-          Audit Energi Terinci
       3.              -     Menetapkan batasan masalah
-          Membentuk sebuah tim audit
-          Analisis kondisi actual
-          Menghitung penghematan
-          Laporan audit
-          Analisis penghematan
-          Evaluasi penghematan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

APLIKASI PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI “INSTAGRAM”

1.              Pengertian Instagram Instagram adalah sebuah aplikasi untuk berbagi foto yang dapat dilihat oleh Followers dari pengun...