Sabtu, 30 Juni 2018

ARTIKEL PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERBARU


     1.       Virtual Keyboard
Teknologi canggih dan baru ini diciptakan oleh perusahaan Dell. Prinsip kerja teknologi ini adalah dengan menggabungkan sebuah PC all in one dan juga smart desk. Dengan teknologi ini, pengguna akan bisa mengetik langsung di atas meja. Nah, tentunya teknologi ini akan sangat membantu bukan? Jari-jari kamu tidak perlu memegang keyboard komputer dan tentunya lebih lincah bergerak saat mengetik apa pun. Teknologi jenis ini pastinya akan sangat berguna untuk kamu dalam mengerjakan berbagai jenis tugas.



      2.      Teknologi Komputer Wireless Display
Teknologi Wireless Display ini merupakan salah satu teknologi yang paling baru dan juga canggih, teknologi ini dipelopori oleh perusahaan komputer terbesar Intel. Dengan teknologi ini kamu dapat menghubungkan sebuah komputer atau laptop dengan komputer atau laptop yang lain tanpa menggunakan kabel. Kamu tak perlu memasang kabel untuk mempresentasikan hasil kerja kamu. Cukup dengan menggunakan teknologi ini, kamu sudah dapat mempresentasikan apa saja secara mudah.

 3.      Teknologi komputer Biometric Sensor
Teknologi komputer Biometric Sensor ini merupakan teknologi komputer paling baru yang bisa diterapkan dan dipakai pada komputer kita. Karena teknologi komputer canggih ini dibuat oleh salah satu perusahaan komputer terbesar, yaitu Intel.
Teknologi Biometric ini hampir sama dengan teknologi keluaran Apple yang saat ini telah diaplikasikan untuk keperluan otorisasi kartu kredit jika kita melakukan pembayaran dengan menggunakan Pay Apple. Biometric sensor ini sangat bermanfaat} untuk memudahkan saat melakukan otorisasi pada berbagai website. Kalau biasanya kita harus menggunakan username dan password untuk mengakses website, tapi dengan memakai biometric sensor kita dapatmasuk dengan mudah dan aman.



4.      Teknologi VR dan AR

Teknologi yang bakalan mengalami pembaruan dan bakalan lebih populer ialah Virtual Reality dan Augmented Reality. Sebenarnya kedua teknologi ini sudah ada di beberapa tahun terakhir, namun sampai saat ini kedua teknologi ini masih dalam proses penggembangan, di tahun 2017 ini keduanya mengalami beberapa perbaikan. Menurut gartner, perkembangan dua teknologi ini akan terus mangalami perbaikan hingga sampai pada tahap penyempurnaan, yang diprediksi terjadi pada tahun 2021.

 

5.      Wireless Charging Laptop

Pembaruan teknologi komputer sudah mencapai derajat yang lebih tinggi dari sebelumnya dan akan selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu oleh pakar teknologi. Untuk yang sekarang, pembaruan teknologi komputer sudah mencapai pada software yang begitu mumpuni, serta fitur pendukung komputer yang semakin stabil. Salah satunya adalah fitur wireless charging. Yang pada mulanya pengguna komputer atau laptop harus membawa charger kemana-mana untuk mengantisispasi baterai yang melemah, kini tidak perlu lagi repot-repot membawa kabel carger yang sedemikian panjangnya dan memberatkan. Selain wireless charging, dunia komputer juga ditemani oleh perkembangan sensor biometrikal.




Daftar Pustaka

1. https://www.klikmania.net/perkembangan-teknologi-tahun-2017/
2. https://www.gudangilmukomputer.com/2016/05/6-teknologi-komputer-terbaru-dan-tercanggih-saat-ini.html
3. https://www.inovasee.com/teknologi-canggih-di-tahun-2017-17818/

Jumat, 29 Juni 2018

Audit Energi


BAB I
PENDAHULUAN

            1.1              Latar Belakang
Audit energi dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk mengevaluasi kebutuhan energi dan mengidentifikasi peluang untuk mengurangi konsumsi energi pada suatu bangunan, pabrik, proses, atau kegiatan. Audit energi terdiri dari rincian dan evaluasi bagaimana semua fasilitas menggunakan energi, dan apakah penggunaan energi tersebut mengeluarkan biaya. Kemudian pada akhirnya memberikan solusi agar sebuah sistem dapat melakukan konsumsi energi lebih efektif dan menghemat penggunaan biaya. Audit energi menjadi sangat penting dilakukan pada perusahaan yang masih dalam tahap berkembang atau yang masih mempunyai banyak peluang untuk dilakukan perbaikan dalam segala aspek.

             1.2              Rumusan Masalah
  1.      Apa itu audit energi?
  2.      Jenis-jenis audit energi?
  3.      Tahap yang dilakukan suatu audit energi?
  4.      Apa saja standar audit energi?
  
              1.3              Tujuan Masalah
  1.      Mengetahui pengertian audit energi.
  2.      Mengetahui jenis audit energi.
  3.      Mengetahui tahap audit energi.
  4.      Mengetahui standar audit energi.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Audit Energi
            Audit energi merupakan langkah awal dalam melaksanakan pencatatan datadata pemakaian energi, mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan energi dan analisis kemungkinan pengematan energi, serta pembuatan perhitungan atas langkah-langkah yang diperlukan. Audit energi bertujuan mengetahui “Potret Penggunaan Energi” dan mencari upaya peningkatan efisiensi energi. Audit energi juga diartikan sebagai proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi dalam rangka konservasi energi. Audit energi dilakukan untuk mendapatkan potret penggunaan energi. Tujuan audit energi ini dilakukan untuk memahami masalah penggunaan energi serta intensitas dan kinerja energi, potensi penghematan energi, manfaat dan langkah yang diperlukan (Parlindungan Marpaung, 2014).
Berdasarkan pengertian mengenai audit energi terebut, dapat dilihat bahwa audit energi bertujuan untuk menentukan cara terbaik untuk mengurangi penggunaan energi per satuan output (produk) dan mengurangi biaya operasi maupun produksi dari suatu industri (PT. Energy Management Indonesia, 2011). Dikeluarkannya kebijakan pemerintah mengenai penghematan energi dalam Undang – Undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi, dan Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2008 tentang Penghematan Energi dan Air, menginstruksikan instansi Pemerintah, BUMN, BUMD, Pemerintah Daerah, masyarakat dan perusahaan swasta untuk melaksanakan program dan kegiatan penghematan energi dan air. UU Energi Pasal 1 ayat 23 berbunyi konservas energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiesi pemanfaatannya. Efisiensi energi adalah perbandingan antara pasokan energi (input) dengan manfaat hasil kerja dari energi tersebut (output).
2.2       Jenis-Jenis Audit Energi
            Berdasarkan tingkat kedalaman yang dihasilkan, audit energi dibedakan menjadi:
a.       Walk-Through Audit (Pengamatan Singkat)
Merupakan audit energi dengan tingkat kegiatan paling rendah, yaitu level 1 (satu). Aktivitasnya adalah:
- Mengumpulkan data (bersifat umum), pengamatan singkat secara virtual dan wawancara.
- Analisis dan evaluasi data (sangat dasar) sistem pemanfaat energi, intensitas pemakaian energi dan kecenderungannya, serta benchmark intensitas energi rata-rata terhadap perusahaan sejenis dan menggunakan peralatan atau teknologi serupa.
Audit ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum pengelolaan energi.
b.        Audit Energi Awal (Preliminary Audit)
Audit Energi Awal (AEA) merupakan level kedua dari tingkat kegiatan audit energi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya potensi penghematan energi. Kegiatan ini sedikit lebih lengkap dari audit level satu, data dan informasi yang digunakan sudah didasarkan dengan hasil pengukuran/sesaat.
AEA terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Survei manajemen energi Surveyor atau auditor energi mencoba untuk memahammi kegiatan manajemen yang sedang berlangsung dan kriteria putusan investasi yang mempengaruhi proyek konservasi.
- Survei energi (teknis) Bagian teknis AEA mengulas kondisi dan operasi peralatan dari pemakai energi yang penting (misalnya sistem uap) serta instrumentasi yang berkaitan dengan efisiensi energi. AEA akan dilakukan dengan menggunakan sesedikit mungkin instrumentasi portable. Auditor energi akan bertumpu pada pengalamannya dalam mengumpulkan data yang televan dan mengadakan observasi yang tepat, memberikan diagnosa situasi energi pabrik secara cepat.
c.    Audit Energi Terinci
Audit Energi Terinci (AET) Merupakan level ke-tiga dan tertinggi dalam kegiatan audit energi. Audit ini lebih mendalam dengan lingkup yang lebih luas, rekomendasi didasarkan atas kajian teknis dengan urutas prioritas yang jelas. Hasil dari audit terinci adalah uraian lengkap tetang jenis dan sumber energi, ruhgi-rugi energi, faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi energi, karakteristik operasi peralatan/sistem energi, potensi penghematan energi berdasarkan analisis data secara lengkap dan rekomendasi.
AET biasanya akan membutuhkan beberapa minggu tergantung pada sifat dan kompleksitas pabrik. Selain mengumpulkan data pabrik dari catatan yang ada, instrumentasi portable digunkana untuk mengukur parameter operasi yang penting yang dapat membantu tim mengaudit energi dalam neraca material dan panas pada peralatan proses. Uji sebenarnya yang dijalankan serta instrumen yang diperlukan bergantung pada jenis fasilitan yang sedang dipelajari, serta tujuan, luas dan tingkat pembiayaan program manajemen energi.

2.3       Tahap Suatu Audit Energi
Tahap yang dilakukan untuk melakukan suatu audit energi yang sederhana, kususnya untuk gedung bertingkat adalah :
a. Menetapkan batasan masalah. Langkah pertama adalah menetapkan batasan sistem, bagian mana saja dari sebuah perusahaan atau gedung bertingkat yang akan diaudit.
b. Membentuk sebuah tim audit Tim audit ini bekerja sama dengan operator peralatan dan perlengkapan gedung, elektrikal dan mekanikal gedung, serta konsultasi dalam proyek yang di-audit.
c. Analisis kondisi aktual Beberapa hal yang dilakukan dalam analisis kondisi aktual adalah mendapatkan data teknik, petunjuk dan brosur perlatan elektrikal dan mekanikal. Kemudian melakukan identifikasi penggunaan energi, seperti berapa banyak kebutuhan energi yang digunakan.
d. Menghitung penghematan Melakukan perhitungan besarnya energi yang dapat dihemat. Suatu hal yang harus diperhatikan adalah besarnya penghematan energi tidak linier terhadap investasi yang digunakan.
e. Laporan audit Laporan audit memuat semua aspek yang dapat ditemukan dalam auditing, seperti pola konsumsi dan pemborosan yang terjadi. Pada laporan ini juga disertakan prioritas penghematan energi pada bagian tertentu dari objek yang di-audit.
f. Analisis penghematan Dalam laporan ini juga disertakan beberapa usulan seperti adanya piranti yang dapat ditambahkan beserta dengan analisis dampak yang akan ditimbulkan.
g. Evaluasi penghematan Setelah melakukan penghematan dalam jangka waktu tertentu dilakukan evaluasi secara berkala.

2.4       Standar Audit Energi
Standar yang harus digunakan dalam audit energi haruslah standar yang berlaku yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI). Instansi khusus masalah standar di Indonesia, adalah Badan Standarisasi nasional (BSN). Standar-standar yang biasa digunakan secara internasional antara lain :
1. BOCA, international energy conservation code 2000.
2. ASHRAE, Standard 90.1 : energy efficiency.
3. BOMA, Standard method for measuring floor area in office buildings.


BAB II
KESIMPULAN

      1.      Audit energi merupakan langkah awal dalam melaksanakan pencatatan datadata pemakaian energi, mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan energi dan analisis kemungkinan pengematan energi, serta pembuatan perhitungan atas langkah-langkah yang diperlukan.
       2.             -    Walk-Through Audit (Pengamatan Singkat)
-          Audit Energi Awal (Preliminary Audit)
-          Audit Energi Terinci
       3.              -     Menetapkan batasan masalah
-          Membentuk sebuah tim audit
-          Analisis kondisi actual
-          Menghitung penghematan
-          Laporan audit
-          Analisis penghematan
-          Evaluasi penghematan

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

BAB I
PENDAHULUAN

            1.1              Latar Belakang
Di masa kini industri pembuatan pisau pemotong berkembang cukup pesat, hal ini disebabkan oleh beberapa aspek yang mendukungnya terutama teknologi proses dan teknologi material. Peningkatan mutu produk pisau pemotong dihasilkan dengan cara memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik dari bahan pisau tersebut. Proses perlakuan panas yang tepat pada logam sangatlah bermanfaat untuk memperbaiki sifat-sifat dari bahan pisau pemotong. Di samping pembuatan pisau pemotong secara modern melalui industri-industri besar, juga terdapat pembuatan pisau pemotong secara tradisional melalui industri rumahan pande besi. Dalam membuat alat-alat yang dipesan konsumen, industri rumahan pande besi menggunakan peralatan yang sederhana. Pengetahuan yang digunakan dalam pembuatan peralatan berdasarkan ilmu yang didapat secara turun temurun. Dalam proses pembuatan peralatan, industri JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 29 rumahan pandai besi menggunakan cara pengerasan hardening dengan pendinginan benda kerja yang selalu menggunakan air sebagai media pendingin.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Metode Penelitian
            Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Untuk menganalisa nilai kekerasan pada pisau berbahan baja karbon menengah hasil proses tempa (hardening) dengan media pendingin yang berbeda. Material yang digunakan pada pembuatan pisau adalah baja per daun truk bekas yaitu baja yang mempunyai kemampuan pegas tinggi. Untuk baja jenis ini mempunyai kandungan karbon sekitar 0,50% sampai 0,65% termasuk jenis baja 5160. Baja dari per daun tersebut setelah dilakukan uji komposisi menggunakan SEMEDAX menunjukkan kandungan karbon sebesar 7,52%wt atau sama dengan 0,62%C berarti termasuk baja karbon menengah, dengan paduan Cr (Kromium) dengan kadar 1,09%wt yang menunjukkan baja paduan rendah (Low Alloy Steel). Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya kurang dari 2,5%wt misalnya unsur Cr, Mn, Ni, P dan lain-lain. Spesimen untuk penelitian dibuat berbentuk pisau. Jumlah spesimen yang digunakan yaitu 4 spesimen yang didinginkan dengan 4 variasi media pendingin (air sumur, larutan garam, oli, udara) dengan uji 5 titik pada setiap specimen.
Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah: 1) Proses pembuatan pisau di bengkel pande besi; 2) Pengujian kekerasan Micro Vickers dilaksanakan di Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya Malang. Tahapan penelitian yaitu pembentukan spesimen, proses penempaan (hardening), pendinginan dengan air, garam, oli, udara dan dilanjutkan dengan pengujian kekerasan spesimen. Baja per daun bekas yang merupakan baja karbon menengah dipanaskan kemudian dipotong dengan pemotong baja lalu dibentuk menjadi model awal pisau. Proses penempaan (hardening), pada tahap ini model awal pisau mulai ditempa menjadi bentuk pisau yang sudah jadi. Selanjutnya pisau yang telah mengalami proses tempa dicelupkan ke media pendingin air sumur, air yang ditambahkan garam 10% dan oli. Dan juga ada pisau hasil tempa yang didinginkan dengan udara. Setelah proses pendinginan, kemudian dilakukan pengujian kekerasan terhadap spesimen Data yang didapat kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dari penelitian ini. Pengujian kekerasan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kekerasan baja ini akibat proses tempa (hardening). Setelah spesimen selesai diproses, dibersihkan kemudian dilakukan pengujian kekerasan pada masing-masing spesimen dengan menggunakan Vickers Hardness Tester, dengan beban 100kg. Alat pengujian ini dapat memberikan hasil berupa kekerasan yang kontinu untuk suatu bahan tertentu dan digunakan pada logam yang sangat lunak yaitu 5 HV hingga logam yang sangat keras dengan 1500 HV tanpa perlu mengganti gaya tekan. Rumus mencari kekerasan Vickers (HV) HV = 1,854 2 L P (Surdia, Tata. 1985) dengan : HV = kekerasan Vickers P = gaya tekan L = diagonal tapak.

2.2       Pembahasan
Pengukuran Vickers dengan penekanan intan berbentuk piramida lurus dengan alas bujur sangkar dan sudut puncak 1360 (Dieter,1996), ditekan ke dalam bahan dengan gaya tertentu selama waktu tertentu. Kekerasan Vickers diperoleh dengan membagi gaya pada luas bekas tekanan yang berbentuk piramida. Dan dapat langsung dibaca di monitor mesin MicroVickers (Beumer, 1995). Nilai rata-rata kekerasan pisau menggunakan media pendingin air yaitu 652,64 HV, menggunakan media pendingin air garam 836,56 HV, menggunakan oli 600 HV dan yang menggunakan udara 335,44 HV. Hal ini membuktikan bahwa adanya pengaruh media pendingin terhadap hasil kekerasan pisau. Dalam suatu proses laku panas, setelah pemanasan mencapai temperatur yang ditentukan dan diberi holding time secukupnya maka dilakukan pendinginan dengan laju tertentu maka sifat mekanik yang terjadi setelah pendinginan akan tergantung pada laju pendinginan (Suherman, 1988). Hasil penelitian yang didapat didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizal (2005), yaitu tingkat kekerasan hasil perlakuan panas tertinggi dicapai pada media pendingin larutan garam dibandingkan dengan menggunakan air, tergantung pada banyaknya kadar garam yang terlarut pada suatu larutan. Semakin banyak kadar garam dalam suatu larutan maka tingkat kekerasan yang dicapai semakin tinggi pula.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pendingin larutan garam akan menghasilkan nilai kekerasan pisau yang lebih tinggi daripada menggunakan media pendingin air. Seperti diketahui bahwa hal yang sangat mempengaruhi hasil kekerasan adalah viskositas (kekentalan) dan densitas (massa jenis) dari media pendingin yang digunakan. Viskositas merupakan tingkat kekentalan yang dimiliki suatu fluida. Semakin tinggi angka viskositasnya, maka semakin lambat laju pendinginannya. Misalnya pada oli atau air garam, dimana air garam memiliki tingkat viskositas yang lebih rendah, namun massa jenisnya tinggi sehingga laju pendinginannya lebih cepat dibandingkan oli yang memiliki tingkat viskositas yang tinggi sehingga panas sulit menguap dengan cepat sehingga laju pendinginannya lambat. Densitas merupakan massa jenis yang dimiliki media pendingin (fluida). Semakin tinggi densitas yang dimiliki suatu media pendingin maka semakin cepat laju pendinginannya. Berikut nilai viskositas dan densitas dari media pendingin yang digunakan (Streeter,1992): 1. Air Garam (ρ = 1025 kg/m3 , v = 1,01 Pa.s) Air garam memiliki viskositas yang rendah sehingga laju pendinginannya cepat. Massa jenisnya juga lebih besar dibandingkan dengan media pendingin lain seperti air, solar, oli dan udara. 2. Air (ρ = 998 kg/m3 , v = 1,01 Pa.s) Air memiliki massa jenis yang besar tetapi lebih kecil dari air garam, kekentalannya rendah, sama dengan air garam, tetapi laju pendinginannya lebih lambat dari air garam. 3. Oli (ρ = 981 kg/m3 , v = 4,02 Pa.s) Oli memiliki viskositas atau kekentalan yang tinggi dibandingkan media pendingin lainnya dan massa jenis yang rendah sehingga laju pendinginannya lambat. 4. Udara (ρ = 1,2 kg/m3 , v = 0,00001,75 Pa.s) Udara memiliki massa jenis dan viskositas yang sangat kecil sehingga laju pendinginannya sangat lambat. Menurut Azizah (2012) mengenai media pendingin, yaitu : 1. Pendinginan dengan air Air secara umum digunakan dalam pendinginan dengan karakteristik yang ideal, karena proses pendinginan dengan air berlangsung dengan cepat. Ini akan berpengaruh terhadap salah satu sifat logam yang ingin diperoleh, yaitu sifat kekerasan logam. Semakin cepat proses pendinginan maksimal kekerasan juga semakin meningkat. Akan tetapi diikuti juga kecenderungan terjadinya kerusakan (distorsi) yang berlebihan. 2. Pendinginan dengan minyak Pendinginan dengan minyak berlangsung lebih lambat jika dibandingkan dengan pendinginan menggunakan media air. Sehingga kecenderungan terjadinya kerusakan minimum.
Dari pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media pendingin yang terbaik untuk pembuatan pisau adalah oli. Karena oli memiliki nilai kekerasan 600 HV yang mendekati nilai kekerasan air yaitu 652,64 HV, tetapi memiliki keunggulan kecenderungan kerusakan yang minimum dibandingkan dengan air. Jika oli dibandingkan dengan air garam, menurut hasil uji kekerasan Vickers, air garam memiliki nilai rerata kekerasan tertinggi yaitu 836,56 HV akan tetapi memiliki kecenderungan kerusakan yang sangat besar sehingga jika digunakan dalam pembuatan pisau, pisau akan mudah retak. Hal ini disebabkan nilai massa jenis dan viskositas air garam yang tinggi yaitu ρ=1025 kg/m3 , v = 1,01 Pa.s. Untuk udara yang memiliki massa jenis dan viskositas yang sangat kecil, jika digunakan sebagai media pendingin ini bisa dikatakan buruk dalam proses pembuatan pisau karena menghasilkan nilai rerata kekerasan yang terlalu rendah yaitu 335,44 HV. Nilai kekerasan yang rendah menyebabkan pisau tidak tajam dalam penggunaannya sehari-hari. Jika disederhanakan lagi dapat dituliskan sebagai berikut : Udara < Air Garam < Air < Oli Jadi untuk media pendingin yang terbaik untuk pembuatan pisau adalah oli. Sedangkan media pendingin yang buruk untuk pembuatan pisau adalah udara karena memiliki angka kekerasan yang paling rendah.


BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
            Rerata kekerasan pisau yang didinginkan dengan media pendingin yang berbedabeda adalah sebagai berikut. Air sumur memiliki rerata nilai kekerasan 652,64 HV, air garam memiliki rerata nilai kekerasan 836,56 HV, oli memiliki rerata nilai kekerasan 600 HV, udara memiliki rerata nilai kekerasan 335,44 HV. Adanya perbedaan hasil kekerasan dari pengggunaan media pendingin yang berbeda yaitu air sumur, air garam, oli dan udara. Media pendingin oli merupakan media pendingin yang paling baik untuk digunakan dalam pembuatan pisau pemotong karena menghasilkan tingkat kekerasan yang tinggi dan tingkat kegetasan yang rendah pada pisau pemotong.

3.2       Saran
            Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan perlakuan panas yang lain pada pisau hasil proses tempa agar didapatkan pisau yang lebih baik. Pengujian yang berbeda dapat diterapkan pada pisau hasil proses tempa agar didapatkan data-data yang akurat untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada pisau hasil tempa.

Alat Ukur untuk Audit Energi


1.      TDS Meter
TDS adalah singkatan dari “Total Disolved Solids” atau dalam bahasa indonesianya adalah “jumlah padatan terlarut”. Jadi TDS meter memiliki pengertian “alat untuk mengukur jumlah padatan atau partikel terlarut didalam air “. Alat ini biasa digunakan untuk mengukur jumlah partikel terlarut pada air minum dan juga digunakan untuk mengukur kepekatan larutan nutrisi hidroponik atau dengan kata lain konsentrasi larutan nutrisi. Pengukuran nutrisi hidroponik adalah suatu hal yang mutlak dan sifatnya sangat penting. Sebab jika larutan tidak diukur, bisa jadi tanaman kekurangan nutrisi atau kelebihan yang akan menjadi racun yang dapat membunuh tanaman itu sendiri. Satuan yang digunakan pada TDS meter adalah ppm, sedangkan

Gambar. TDS Meter

PPM adalah singkatan dari “Part Per Million” atau sepersejuta bagian. ppm merupakan satuan pengukuran jumlah partikel terlarut yang diukur menggunakan TDS meter. Mengukur kepekatan nutrisi menjadi sangat penting dalam berhidroponik, sebab kita bisa mengetahui dengan pasti berapa kebutuhan nutrisi suatu tanaman. Seperti yang sudah saya katakan diatas, jika larutan nutrisi tidak diukur kita tidak akan tahu apakah larutan yang kita buat itu cukup dan sesuai dengan kebutuhan tanaman, apakah kurang atau bahkan melebihi. Perlu diketahui juga, bahwa kebutuhan nutrisi (dalam hal ini nilai ppm) setiap jenis tanaman itu berbeda-beda. Tanaman anggrek misalnya membutuhkan kepekatan larutan nutrisi yang rendah antara 300 – 400 ppm. Sayuran daun berbeda lagi, yaitu antara 900 – 1200 ppm, sedangkan untuk tanaman sayuran buah seperti cabai dan tomat membutuhkan kepekatan nutrisi yang lebih tinggi, yaitu antara 1500 – 2000 ppm.

2.      Infrared Thermometer
Infrared thermometer disebut juga Thermometer laser  adalah sebuah alat ukur suhu yang  dapat mengukur temperatur\ atau suhu tanpa bersentuhan dengan obyek yang akan diukur suhunya. Thermometer ini menawarkan metode pengukuran suhu yang cepat dan akurat dengan objek dari kejauhan dan tanpa disentuh – situasi ideal dimana objek bergerak cepat, jauh letaknya, sangat panas, berada di lingkungan yang bahaya, dan/atau adanya kebutuhan menghindari kontaminasi objek (seperti makanan, alat medis, obat-obatan, produk atau test, dll.).
Prinsip dasar termometer inframerah adalah bahwa semua obyek memancarkan energi infra merah. Semakin panas suatu benda, maka molekulnya semakin aktif dan semakin banyak energi infra merah yang dipancarkan.
Infrared Thermometer  ini cara penggunaannya hanya diarahkan ke media atau benda yang akan diukur suhunya, maka alat ini akan membaca suhu media tersebut. Alat ini biasanya dan sangat berguna dalam pengukuran dapur tinggi/furnace dalam industri peleburan atau suhu permukaan yang tidak memungkinkan untuk di sentuh, dan juga dalam pemakaian umum lainnya, seperti :
-          Mengukur suhu benda yang bergerak, contoh : Conveyor, Mesin, dll).
-          Mengukur suhu benda berbahaya, seperti : tegangan tinggi, jarak yang tinggi dan sulit dijangkau, dll
-          Suhu yang terlalu tinggi dan sulit untuk didekati ataupun disentuh, misalnya : Furnace, thermocouple, dll.
-          Mendeteksi awan untuk sistem operasi teleskop jarak jauh.
-          Memeriksa peralatan mekanika atau kotak sakering listrik atau saluran hotspot.
-          Memeriksa suhu pemanas atau oven, untuk tujuan kontrol dan kalibrasi.
-          Mendeteksi titik api/menunjukkan diagnosa pada produksi papan rangkaian listrik.
-          Memeriksa titik api bagi pemadam kebakaran.
-          Mendeteksi suhu tubuh makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dll.


Gambar. Infrared Thermometer

3.      Thermography
Thermography atau thermal imaging adalah suatu teknik dimana energy inframerah yang tidak terlihat secara kasat mata, dipancarkan oleh obyek kemudian diubah menjadi gambar panas secara visual. Infrared Thermography dapat dianggap sebagai pemetaan panas tanpa sentuhan dan analisa pola panas pada permukaan objek.
Thermography juga dapat digunakan sebagai cara untuk menginspeksi peralatan listrik atau mekanis untuk menentukan ketidaknormalan fungsi dengan memperoleh pola panasnya. Metode Inspeksi ini didasarkan pada kenyataan sebagian besar komponen di dalam suatu system yang akan menunjukkan kenaikan atau penurunan temperatur jika terjadi malfungsi.
Peningkatan temperatur dalam rangkaian listrik mungkin disebabkan oleh koneksi kendor atau sekring yang mengalami beban lebih. Dengan Thermography kita dapat mengamati pola panas pada saat komponen sistem beroperasi, kerusakan atau gangguan dapat dilokalisir dan keparahannya dapat langsung dievaluasi. Kontak secara fisik terhadap sistem tidak lagi diperlukan, inspeksi dengan Thermography dapat dilakukan dalam kondisi beroperasi penuh tanpa menghasilkan kerugian operasi atau menghentikan operasi tersebut. 


Gambar. Thermography

4.      Lux Meter
Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap cahaya. Semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke sensor maka akan semakin kecil nilai yang ditunjukkan lux meter. Ini membuktikan bahwa semakin jauh jaraknya maka intensitas cahaya akan semakin berkurang. Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital yang terdiri dari ra ngka, sebuah sensor. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya.
Lux meter digunakan untuk mengukur tingkat iluminasi. Hampir semua lux meter terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto, dan layer panel. Sensor diletakkan pada sumber cahaya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan lebih besar. Kunci untuk mengingat tentang cahaya adalah cahaya selalu membuat beberapa jenis perbedaan warna pada panjang gelombang yang berbeda. Oleh karena itu, pembacaan merupakan kombinasi efek dari semua panjang gelombang.
Standar warna dapat dijadikan referensi sebagai suhu warna dan dinyatakan dalam derajat Kelvin. Standar suhu warna untuk kalibrasi dari hampir semua jenis cahaya adalah 2856 derajat Kelvin, yang lebih kuning dari pada warna putih. Berbagai jenis dari cahaya lampu menyala pada suhu warna yang berbeda. Pembacaan lux meter akan berbeda, tergantung variasi sumber cahaya yang berbeda dari intensitas yang sama. Hal ini menjadikan, beberapa cahaya terlihat lebih tajam atau lebih lembut dari pada yang lain.

Prinsip Kerja
Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar.
Sensor yang digunakan pada alat ini adalah photo diode. Sensor ini termasuk kedalam jenis sensor cahaya atau optic. Sensor cahaya atau optic adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengenai suatu daerah tertentu. Kemudian dari hasil dari pengukuran yang dilakukan akan ditampilkan pada layar panel.
Berbagai jenis cahaya yang masuk pada luxmeter baik itu cahaya alami atapun buatan akan mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna yang diukur akan menghasilkan suhu warna yang berbeda,dan panjang gelombang yang berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan yang ditampilkan hasil yang ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari efek panjang gelombang yang ditangkap oleh sensor photo diode.
Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada layar panel LCD (liquid Crystal digital) yang format pembacaannya pun memakai format digital. Format digital sendiri didalam penampilannya menyerupai angka 8 yang terputus-putus. LCD pun mempunyai karakteristik yaitu Menggunakan molekul asimetrik dalam cairan organic transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan listrik eksternal.


Gambar. Lux Meter

Fungsi bagian- bagian alat ukur :
  1. Layar panel : Menampilkan hasil pengukuran
  2. Tombol Off/On : Sebagai tombol untuk menyalakan atau mematikan alat
  3. Tombol Range : Tombol kisaran ukuran
  4. Zero Adjust VR : Sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error)
  5. Sensor cahaya : Alat untuk mengkoreksi/mengukur cahaya.

Kegunaan Lux Meter
Dalam aplikasi penggunaannya dilapangan alat ini lebih sering digunakan pada bidang arsitektur, industri, dan lain-lain. Prisip kerja alat ini pun banyak digunakan pada alat yang biasa digunakan pada fotografi, sebagai contoh pada alat available light, reflected lightmeter, dan incident lightmeter. Selain itu didalam penelitian-penelitian mengenai tingkat keanekaragaman dan lain- lain yang senantiasa diperlukan data mengenai tingkat pencahayaan alat ini pun dapat digunakan.

5.      Hygrometer
Higrometer adalah alat untuk menentukan kelembaban atmosfer yang dapat menunjukkan kelembaban relatif (persentase kelembaban di udara), kelembaban mutlak (jumlah kelembaban) atau keduanya.
Jenis-jenis higrometer
  1. Hygrometer logam / kertas coil berguna untuk memberikan indikasi cepat dari perubahan kelembaban, tapi paling sering digunakan pada perangkat yang sangat murah dan akurasinya sangat terbatas. Higrometer ini bekerja dengan pencarian melalui unit identik yang banyak ditampilkan dan menunjukkan perbedaan dalam kelembaban ditunjukkan dari 10% atau lebih. 
  2. Higrometer Rambut Ketegangan. Perangkat ini menggunakan rambut manusia atau hewan di bawah ketegangan. Panjang perubahan rambut dengan kelembaban dan perubahan panjang dapat diperbesar dengan mekanisme dan / atau ditunjukkan pada dial atau skala.
  3. Higrometer Elektronik. Higrometer elektronik ini menggunakan Dewpoint yang merupakan temperatur di mana sampel udara lembab (atau uap air lainnya) berada pada tekanan konstan mencapai saturasi uap air. 
Cara Penggunaan higrometer
Higrometer terdapat dua skala, dimana yang satu menunjukkan kelembaban dan yang satunya lagi menunjukkan temperatur. Cara menggunakannya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius.
Pada higrometer lama yakni berbentuk bundar atau berupa termometer yang dipasang didinding. Cara membacanya juga sama, bisa dilihat pada raksanya di termometer satu yang untuk mengukur kelembaban dan satu lagi yang mengukur suhu. yang bundar ya dibaca skalanya.
Pada saat pengukuran dengan hygrometer selama pembacaan haruslah diberi aliran udara yang berhembus kearah alat tersebut, ini dapat dilakukan dengan Kipas alat tersebut dengan secarik kertas atau kipas. Sedangkan pada slink, alatnya harus diputar.


Gambar. Hygrometer

6.      Anemometer
Anemometer merupakan salah satu alat ukur kecepatan angin dan arah angin yang biasanya dipakai oleh balai cuaca, seperti Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Alat ini sendiri mempunyai dua jenis, antara lain jenis yang dipakai untuk mengukur kecepatan angin (velocity) dan jenis yang dipakai untuk mengukur tekanan angin. Dari keduanya, biasanya lebih sering digunakan adalah velocity anemometer.
Velocity anemometer sendiri ada lagi jenisnya, tapi yang lebih dikenal yaitu jenis thermal anemometer. Thermal anemometer yang juga disebut sebagai hot wire anemometer yang berfungsi untuk mengkonversi perubahan suhu yang terjadi menjadi kecepatan angin. Tapi sekarang ini anemometer modern sudah dirancang untuk dapat dipakai beberapa fungsi tersebut, sehingga anda hanya perlu memakai satu jenis anemomter yang sudah memiliki semua kinerja yang dibutuhkan.
Cara pemakaiannya sendiri dapat dilakukan dengan cara menempatkannya di tempat yang terbuka, karena supaya bisa mengukur angin dengan baik perlu tempat terbuka. Jangan ditempatkan di ruang tertutup yang tidak ada angin sama sekali, sehingga akan percuma menempatkan anemometer di tempat yang tertutup. Nah, saat angin mulai berhembus maka baling-baling yang sisinya berbentuk mangkuk pada anemometer akan bergerak sesuai arak datangnya angin.
Apabila kecepatan angin yang menghembus baling-baling mangkuk semakin kencang, maka anda akan melihat baling-baling mangkung didalamnya berputar semakin cepat. Dengan begitu, anda dapat mengetahui kecepatan angin dari jumlah putaran baling-baling mangkuk setiap detiknya. Dalam alat pengukur kecepatan angin ini sendiri sudah ada alat pencacah yang secara otomatis akan menghitung kecepatan angin, sehingga anda dapat langsung melihatnya.

FUNGSI DAN KEGUNAAN

Selain mempunyai fungsi untuk mengukur kecepatan angin, masih punya kegunaan lain yang tidak kalah penting. Beberapa kegunaan lain yang perlu anda ketahui, antara lain :
§  Mengukur kecepatan angin seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
§  Memperkirakan cuaca. Dengan mendeteksi kecepatan angin dan tekanan angin, cuaca saat itu akan dapat diperkirakan.
§  Memperkirakan tingginya gelombang laut. Angin sangat berhungan dengan gelombang laut. Semakin tinggi kecepatan angin maka dapat diperkirakan bahwa gelombang laut sedang tinggi.
§  Memperkirakan kecepatan dan arah arus. Seperti penjelasan kegunaan sebelumnya, bahwa angin itu sangat berhubungan dengan keadaan laut. Jika anda mengetahui kondisi angin dengan anemometer, anda juga bisa memperkirakan kecepatan dan arah arus laut.


Gambar. Anemometer

CARA PEMAKAIAN

Cara pemakaiannya juga cukup mudah, anda bisa memperhatikan langkah-langkah berikut ini:
§  Tekanlah tombol ON atau OFF agar semua item dapat muncul pada layar
§  Jika tombol ON sudah ditekan maka akan muncul bebrapa mode yang diperlukan.
§  Apabila anda ingin melihat hasil ukurannya, tekan saja HOLD maka akan segera tampil pada layar
§  Jangan lupa catat hasil pengukuran agar tidak lupa

APLIKASI PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI “INSTAGRAM”

1.              Pengertian Instagram Instagram adalah sebuah aplikasi untuk berbagi foto yang dapat dilihat oleh Followers dari pengun...